Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) bisa selesai dalam waktu 100 hari kerja.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan pihaknya saat ini masih dalam proses negosiasi persetujuan IEU-CEPA yang ada saat ini. Ia juga mengatakan Kementerian Perdagangan bertujuan untuk menyelesaikan perjanjian ini demi keuntungan bersama.
“Masih ada beberapa yang berkeliaran.” Kalau mau diselesaikan harus saling menguntungkan. Jadi kami masih mengkajinya. “Kami berharap segera ada solusinya,” kata Budi saat ditemui usai acara serah terima Menteri Perdagangan di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (21/10/2024).
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan ini juga berharap perundingan IEU-CEPA segera selesai. Namun, dia juga mengakui negosiasi tersebut tidak mudah.
“Tapi kami tidak mau, misalnya kalau kami kehilangan uang atau apalah, harus ada solusinya. Tapi kami masih bernegosiasi,” jelasnya.
Untuk itu, Budi berharap perundingan IEU-CEPA bisa selesai pada 100 hari kerja pertama menjabat Menteri Perdagangan di Kabinet Merah Putih.
“Kami berusaha [mencapai 100 hari kerja]. “Kami masih mengejarnya,” katanya.
Ia juga menambahkan, perundingan perjanjian ini diharapkan selesai sebelum tahun 2024. “Kami berusaha [menyelesaikan IEU CEPA sebelum 2024] ya. Kami akan terus bernegosiasi. “Kami sedang mencari solusi terbaik,” ujarnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Vitjaksono pernah menyatakan kemajuan besar telah dicapai dalam perundingan IEU-CEPA. Menurut dia, baik Indonesia maupun Uni Eropa ingin perjanjian dagang tersebut cepat selesai.
“Tadi kami juga mendengar langsung dari perwakilan Uni Eropa di Jakarta bahwa Uni Eropa juga berada pada posisi yang sama ingin menyelesaikan perundingan IEU-CEPA dengan Indonesia,” kata Jatmiko dalam konferensi pers di Kantor Kementerian. Koordinasi. Ekonomi, Jakarta Pusat, Rabu (25/09/2024).
Meski sudah banyak kesepakatan yang dicapai, ia juga mengakui ada beberapa hal yang masih dibicarakan kedua belah pihak. Oleh karena itu, mereka masih mencari titik temu yang bisa memuaskan semua orang.
Sayangnya, saat dikonfirmasi penyebab tertundanya kesepakatan tersebut, Jatmiko belum mau merinci. Ia hanya menegaskan, Uni Eropa masih menentang banyak kebijakan pemerintah Indonesia.
“Jadi ini adalah kebijakan [yang menyebabkan stagnasi], kebijakan yang merupakan hak kita.” Tapi dia [Uni Eropa] menginginkan relaksasi yang kurang lebih seperti ini. Ya, itu tentu memerlukan latihan nyata [mendalam] dari kami dan kami belum bisa melakukannya saat ini. “UE meminta preferensi, tapi kami tetap tidak bisa,” katanya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran VA