Pembiayaan Emas BSI (BRIS) Melonjak 60,52% saat Harga Terus Mengkilap

Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Atau BSI (BRIS) melaporkan peningkatan signifikan pembiayaan emas sebesar 60,52% year-on-year (YoY) menjadi Rp 10,85 triliun pada September 2024.

Direktur Penjualan dan Distribusi BSI Anton Sukarna mengatakan, produk cicilan emas menjadi pendorong utama hasil tersebut, dengan pertumbuhan year-on-year sebesar 143,41%, dengan tingkat kredit macet ( NPF) berhasil diturunkan menjadi 0,00%. 

Artinya, dari seluruh pembiayaan yang kami hapus, tidak ada yang bermasalah setelahnya, ujarnya dalam pemaparan kinerja BSI triwulan III 2024 secara virtual, Selasa (29/10/2024).

Lebih lanjut, produk gadai emas BSI juga mencatatkan pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan year-on-year sebesar 24,37% dan nilai Rp 5,85 triliun hingga bulan kesembilan tahun ini.

Anton mengungkapkan, perseroan menargetkan pembiayaan emas bisa mencapai Rp 11 triliun pada tahun 2024. Dengan tingkat pertumbuhan yang signifikan, kata dia, angka tersebut dicapai pada akhir Oktober lalu.

Lebih lanjut, kata dia, pembiayaan berbasis emas merupakan produk yang cerdas, apalagi emas dijadikan sebagai jaminan. Tren kenaikan harga emas juga dinilai menjadi pendorong peningkatan investasi logam mulia tersebut.

“Saat ini terdapat lebih banyak Gen Z dan Milenial, dan kami melihat banyak klien kami di kedua kelompok ini berinvestasi emas. “Di BSI, hampir 33% nasabah pembelian emas kami adalah Gen Z dan milenial,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Anton optimistis pembiayaan emas akan terus tumbuh di masa depan. BSI, jelasnya, juga berupaya memastikan masyarakat dapat mengakses alat investasi ini dengan harga terjangkau.

Sementara itu, BSI melaporkan laba bersih sebesar Rp 5,1 triliun pada kuartal III 2024. Hasil tersebut meningkat 21,6% dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 4,2 triliun. 

BRIS melaporkan peningkatan laba setelah bagi hasil sebesar 4,56% dari Rp13,46 triliun pada September 2024 menjadi Rp12,87 triliun pada September 2023. Margin operasi bersih (NOM) bank juga meningkat menjadi 2,81% dari 2,57%.

Laba BSI juga terdongkrak oleh fee based income yang naik 23,28% year-on-year menjadi Rp1,54 triliun dari Rp1,25 triliun. Pendapatan lain-lain juga meningkat 14,07% year-on-year dari Rp 865,53 miliar menjadi Rp 987,32 miliar.

Pada fungsi intermediasi, pembiayaan BSI meningkat 15,32% year-on-year hingga mencapai Rp 266,46 triliun pada September 2024. Alhasil, aset bank syariah terbesar Tanah Air ini meningkat 15,91% secara tahunan dari Rp 319,85. triliun menjadi Rp370,72 triliun.  

Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *