Bisnis.com, JAKARTA – Pemasok Batubara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) melaporkan peningkatan pendapatan dan kinerja operasional selama periode Januari hingga September 2024.
Laba bersih PTBA sebesar 37,7 triliun won, turun 14,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Niko Chandra menjelaskan laba bersih dan EBITDA didorong oleh pendapatan, meningkat 11% year-on-year (y-o-y) menjadi Rp30,66 triliun.
“Pencapaian tersebut tidak lepas dari kinerja operasional PTBA yang tumbuh positif pada kuartal III tahun 2024,” kata Niko dalam keterangan resmi, Rabu (30/10/2024) ini.
Ia melanjutkan, total penjualan batu bara PTBA pada Januari hingga September tahun ini mencapai 31,28 juta ton, meningkat 16% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada periode tersebut, ekspor batu bara PTBA sebesar 14,29 juta ton atau meningkat secara year-on-year sebesar 27%. Sebagai perbandingan, penjualan ekspor pada periode yang sama tahun lalu berjumlah 11,25 juta ton.
Sedangkan Kewajiban Pasar Dalam Negeri (DMO) sebesar 16,98 juta ton, meningkat 8% dibandingkan triwulan III 2023 sebesar 15,76 juta ton.
Sedangkan pada September 2024, produksi batu bara PTBA mencapai 32,97 juta ton atau meningkat 3% secara tahunan. Penjualan angkutan kereta api mencapai 26,42 juta ton, meningkat 11% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Meski menghadapi berbagai tantangan, kinerja yang baik masih bisa dicapai, termasuk koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar,” kata Niko.
Dilanjutkan dengan rata-rata indeks harga batubara ICI-3 direvisi naik sekitar 14% year-on-year, dari $86,32 per ton pada kuartal ketiga tahun 2023 menjadi $74,59 per ton pada kuartal ketiga tahun 2024.
Sementara itu, indeks harga batubara rata-rata Newcastle terkoreksi sebesar 28% year-on-year menjadi $133,89 per ton pada Q3 2024 dari $185,45 per ton pada Q3 2023.
Niko melanjutkan, PTBA berupaya memaksimalkan potensi pasar dalam negeri serta peluang ekspor untuk produksi yang baik. PTBA juga secara konsisten mengedepankan cost Leadership di seluruh lini perusahaan untuk mengoptimalkan efisiensi yang berkelanjutan.
Hal ini tercermin dari penurunan biaya tunai tahunan dari Rp853.000 menjadi Rp835.000.
Lebih lanjut, PTBA berharap pembentukan Mitra Badan Pengelola (MIP) segera dilaksanakan dan berdampak positif terhadap kinerja keuangan PTBA.
Penafian: Berita ini bukan merupakan insentif untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA