Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Amerika (Apindo) mengungkap tiga permasalahan perekonomian yang harus diatasi oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Ajib Hamdani, Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, mengatakan permasalahan pertama adalah situasi keuangan yang sedang berada dalam tekanan. Belanja APBN tahun 2025 sebesar Rp3.613,1 triliun diharapkan ditopang oleh proyeksi pendapatan negara hingga Rp3.005,1 triliun. Artinya, defisit akan melebihi Rp 600 triliun sehingga menambah utang negara.
Ia mengatakan hal itu juga akan berdampak pada masalah keuangan berupa utang sekitar Rp 800 triliun pada tahun 2025.
“Dengan krisis keuangan yang terjadi saat ini, diharapkan posisi Menteri Keuangan bisa sukses,” jelas Ajib dalam keterangan resmi, Minggu (20/10/2024).
Menurut Ajib, tantangan lainnya adalah tingginya angka pengangguran. Hal ini terlihat pada data tahun 2024 yang menyebutkan tingkat pengangguran sebesar 5,2%.
Ia menjelaskan, investasi yang melebihi target lima tahun terakhir tidak bisa menjadi solusi yang baik untuk menambah angkatan kerja. Ajib menilai ada paradoks di sini, PHK semakin meningkat dan ICOR (Incremental Output Ratio) terus meningkat.
Menurut dia, hal ini berarti berkurangnya investasi untuk pertumbuhan ekonomi.
Permasalahan ketiga yang dihadapi pemerintahan Prabowo Subianto adalah kemiskinan. Ajib mengatakan pemerintah harus memperkuat kebijakan kesetaraan dan mendorong pengentasan kemiskinan.
Dengan konsumsi domestik yang mendukung lebih dari 60% produk domestik bruto (PDB), pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut seiring dengan terus berlanjutnya pengentasan kemiskinan dan peningkatan daya beli masyarakat. Statistik tahun 2024 menunjukkan angka kemiskinan sebesar 9,03% dan berjumlah sekitar 25 juta jiwa.
Di sisi lain, ia juga mengatakan ada hal lain yang menjadi perhatian pemerintah, yakni masyarakat miskin yang merupakan lebih dari 96 juta penerima bantuan iuran pusat (PBI) BPJS.
Artinya, pemerintah harus mendasarkan kebijakannya ke depan berdasarkan data masa lalu. Besaran masyarakat miskin, baik 25 juta atau 96 juta jiwa, sangat diperhatikan, jelasnya.
Lanjutnya, program perdana Prabowo ada di Asta Cita. 5 dari 8 program teratas berkaitan dengan ekonomi. Dengan kata lain, Presiden sangat menyadari permasalahan perekonomian dan permasalahan yang akan terjadi.
“Perlu adanya serangkaian kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor perekonomian melalui perubahan signifikan pada sistem, regulasi, dan kelembagaan perekonomian,” ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel