Bisnis.com, Jakarta – Harga emas menguat setelah mencapai rekor tertingginya. Sementara itu, permintaan terhadap aset-aset safe-haven menjelang pemilihan presiden AS membantu logam mulia mencatat kinerja bulanan keempat berturut-turut.
Harga emas di pasar spot turun 1,6% menjadi $2,740.45 per troy ounce, setelah mencapai rekor tertinggi $2,790.15, demikian disampaikan Reuters, Jumat (11/1/2024). Pada bulan ini, harga emas mencatatkan kenaikan sekitar 4 persen.
Sementara itu, emas berjangka AS melemah 1,8% menjadi $2,749.3 per troy ounce.
“Anda akan melihat lebih banyak konsolidasi. Kita akan melihat banyak berita yang berdampak minggu depan. Pemilu AS pada hari Selasa, pertemuan Fed pada hari Rabu. Jadi tidak mengherankan melihat beberapa pedagang mengambil keuntungan,” kata David. . Megger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Jajak pendapat menunjukkan mantan Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dan Wakil Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris bersaing ketat dalam persaingan untuk menduduki Gedung Putih.
Analis StoneX Rona O’Connell mengatakan kekuatan yang mendasari permintaan emas termasuk ketegangan geopolitik dan ketidakpastian hasil pemilu, dengan pasar tetap dalam mode ‘beli karena harga turun’.
“Emas dan dolar (AS) bersama-sama bertindak sebagai tempat berlindung yang aman, yang merupakan hal yang normal di masa-masa sulit,” katanya.
Emas dianggap sebagai investasi yang aman selama gejolak ekonomi dan geopolitik karena kemampuannya menyimpan nilai.
Data menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS naik 0,2% di bulan September, menyusul kenaikan 0,1% yang tidak berubah di bulan Agustus. Para ekonom memperkirakan inflasi PCE akan naik 0,2%.
Investor sekarang menunggu laporan upah hari Jumat dan melihat peluang 95% penurunan suku bunga AS sebesar seperempat basis poin pada minggu depan, yang selanjutnya akan menguntungkan emas yang pantang menyerah.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel