Pinjaman Alternatif Makin Diburu, Bisnis Gadai Bersaing dengan P2P Lending

Bisnis.com, Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat menjadi peluang untuk meningkatkan alternatif kredit seperti pegadaian.

Direktur PT Budi Gadai Indonesia Budiarto Sembiring mengatakan masyarakat membutuhkan pinjaman cepat untuk memenuhi kebutuhannya saat daya beli turun.

Pinjaman pembiayaan cepat tersebut dapat dilakukan melalui alternatif pembiayaan non bank seperti pegadaian, maupun melalui pinjaman peer-to-peer atau pinjaman online (pinjol).

“Prospek bisnis pegadaian ke depan sangat bagus. Namun dengan meningkatnya kebutuhan pembiayaan cepat, tantangannya antara lain persaingan dengan perusahaan fintech dan regulasi yang ketat,” kata Budi kepada Bisnis, Kamis (31 Oktober 2024).

Sementara itu, per Agustus 2024, tingkat pertumbuhan P2P lending mencapai dua digit. Tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 35,62% dan jumlah terutang sebesar 72,03 triliun rupiah.

Budi mengatakan, untuk menghadapi tantangan persaingan di pasar P2P lending, perusahaan pegadaian perlu melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat pegadaian.

Dari segi regulasi, OJK berencana menambah modal minimum yang harus dipatuhi oleh perusahaan gadai.

Rencananya adalah peningkatan modal disetor perusahaan pegadaian dari 500 juta dong menjadi 3 miliar dong untuk skala usaha kabupaten/kota dan dari 2,5 miliar dong menjadi 10 miliar dong untuk skala usaha provinsi. Pada saat yang sama, skala perusahaan nasional masih sebesar 250 miliar rupiah.

“Rencana OJK untuk meningkatkan persyaratan modal minimum dapat memperkuat industri gadai. Namun hal ini dapat menimbulkan kesulitan bagi perusahaan-perusahaan kecil. Dampaknya akan meningkatkan stabilitas bagi mereka yang dapat memenuhi kebutuhan mereka pasar,” kata Budi.

Budi mengatakan, agar perusahaan pegadaian dapat memenuhi persyaratan modal minimum tersebut, maka dapat dilakukan strategi seperti memperluas layanan toko dan meningkatkan efisiensi operasional.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Persatuan Perusahaan Pegadaian Indonesia (PPGI) Holilur Rohman meyakini peluang bisnis pegadaian ke depan akan terus berkembang.

Pertumbuhan ini didorong oleh kondisi saat ini, dimana banyak kota di luar Pulau Jawa yang belum terlayani oleh lembaga keuangan perbankan. Sebaliknya, tantangannya terletak pada literasi dan inklusi keuangan di wilayah-wilayah tersebut.

Terkait kebutuhan tambahan dana, Holil meyakinkan anggota PPGI atau perusahaan gadai lainnya siap melaksanakan program OJK.

“Strategi pemilik pegadaian adalah meningkatkan investasi di industri pegadaian karena peluangnya bagus dan aman. Bisa merger atau bermitra dengan investor baru.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *