Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria membenarkan masa depan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), seiring dengan rencana merger PT Citilink Indonesia dan Pelita Air, menunggu arahan dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Menurut Doni, tindakan maskapai pelat merah itu akan dibahas bersama Presiden Prabowo dan Menteri BUMN Eric Tahir.
“Kami akan mengikuti instruksi Garuda, Citilink, dan Pelita tentang apa yang terjadi ke depan dari Presiden Prabowo. Bahkan kami menunggu instruksi dari presiden dan para menteri,” ujarnya di Jakarta, Senin (21/10). /2024) ).
Belakangan ini Garuda Indonesia dikabarkan akan merger dengan maskapai penerbangan dan tur milik BUMN, InJourney.
Menurut Wakil Presiden BUMN Kartika Wirjoatmodjo, masuknya Garuda Indonesia ke InJourney menambah daftar perusahaan pelat merah yang bergabung dalam grup atau holding company yang dibuat pemerintah.
Sebelumnya, Departemen BUMN di bawah komando Eric Tahir telah menggabungkan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports pada Desember 2023.
“Jadi yang terakhir kita gabungkan adalah AP I dan AP II di InJourney dan Garuda [GIAA] akan segera kita jadikan anak perusahaan InJourney,” kata Kartika dalam Market Outlook 2024 pada 16 Juli 2024.
Sementara itu, Presiden Direktur Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, proses merger antara Citilink Indonesia dan Pelita Air akan dilakukan bersamaan atau bersamaan dengan upaya merger perusahaan untuk menjadi bagian dari InJourney.
Irfan mengatakan, kedua opsi merger tersebut sedang dibahas perseroan, Cabang BUMN, dan pemangku kepentingan lainnya.
Nanti [operasinya] bisa dimasukkan ke dalam proyek InJourney, kata Irfan saat ditemui di acara Halal Bihalal Kementerian Perhubungan pada April 2024 di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel