Bisnis.com, JAKARTA – Bank PT IBK Indonesia Tbk. (AGRS) membukukan laba bersih sebesar Rp 170,02 miliar pada September 2024, meningkat 9,75% dibandingkan Rp 154,91 miliar pada September 2023 atau secara tahunan (year-on-year/YoY).
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Selasa (5/11/2024), bank besutan investor asal Korea Selatan ini mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 15,79%, dari level Rp 377,17 miliar pada September 2023 menjadi Rp 436. 71 miliar pada September 2024.
Pendapatan KPPU yang merupakan fee based income juga tumbuh sebesar 13,17% mencapai Rp226,48 miliar dari bulan kesembilan tahun ini dibandingkan Rp200,12 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi intermediasi, Bank IBK telah menyalurkan kredit sebesar Rp10,59 triliun pada September 2024, meningkat 13,99% dibandingkan penyaluran September 2023 sebesar Rp9,29 triliun. Aset perbankan pun meningkat menjadi Rp 20,47 triliun, tumbuh 4,49% YoY dari Rp 19,59 triliun.
Dari sisi pendanaan, Bank IBK telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 9,78 triliun pada periode yang sama. Jumlah tersebut meliputi giro sebesar Rp898 miliar, tabungan sebesar Rp3,03 triliun, dan tabungan berjangka yakni deposito sebesar Rp5,85 triliun.
Dibandingkan dengan penetapan DPK pada September 2023 yang senilai Rp9,34 triliun, jumlah tersebut meningkat 4,71% YoY.
Dari sisi rasio kinerja, rasio margin bunga bersih (NIM) meningkat dari 2,76% pada September 2023 menjadi 3,10% pada September 2024.
Namun terjadi peningkatan rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL). NPL Bruto Bank IBK pada September 2023 sebesar 1,64%, sedangkan pada September 2024 menyentuh 2,36%.
Dari sisi rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), terjadi penurunan menjadi 82,11% pada September tahun ini, dari 89,83% pada September tahun lalu. Penurunan rasio BOPO menunjukkan perbankan semakin efisien dalam menjalankan usahanya.
Cek berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel