Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi jiwa PT Axa Mandiri Financial Services (Axa Mandiri) melaporkan penurunan pendapatan premi per unit investasi (PAYDI) produk asuransi. Hal ini serupa dengan industri asuransi jiwa yang mengalami penurunan sebesar 15,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Rudy Nugraha, CEO Axa Mandiri, mengatakan penurunan premi unit link Axa Mandiri lebih rendah dibandingkan industri.
“Saya tidak bisa menyebutkan angkanya, tapi kami jauh lebih baik dibandingkan angka industrinya,” ujar Joshua, pria yang akrab disapa Joshua, saat sesi tanya jawab usai peluncuran Mandiri Asuransi Jiwa Masa Depan. . Produk di Jakarta pada Selasa (5/10/2024).
Joshua mencatat, penurunan premi terkait unit di industri asuransi menyusul penyesuaian Perintah Eksekutif OJK (SEOJK) 2022 yang mulai berlaku pada Maret 2023. Menurutnya, ada. Banyak perusahaan asuransi jiwa yang belum diatur. Inilah sebabnya mengapa sebagian besar perusahaan asuransi jiwa tidak dapat menjual unit terkait.
Dia memastikan perusahaan mematuhi peraturan tersebut. Ia yakin peraturan tersebut dirancang untuk meningkatkan dan melindungi konsumen, yang menyambut pertanyaan pra-penjualan, saran, laporan, pasca-penjualan, dan panggilan telepon.
“Saat ini kita sudah bisa bekerja dari sistem, infrastruktur, registrasi. Jadi tidak ada masalah. Dan kekurangan kita tidak lebih dalam dibandingkan dengan industri,” ujarnya.
Di sisi lain, Joshua mengatakan premi dari lini bisnis dual atau tujuan ganda mulai meningkat. Hal serupa juga terjadi pada industri dimana Badan Jasa Keuangan (OJK) mengindikasikan produk dwiguna dan/atau kombinasinya akan mulai mendominasi pendapatan premi asuransi jiwa hingga mencapai 30% mulai September 2024.72. Divisi tersebut menyumbang sekitar 27,43% dari total industri asuransi yang mencapai Rp 135,64 triliun. Dulu, premi unit link mendominasi industri asuransi jiwa.
Hal ini mendorong perusahaan untuk memproduksi produk dengan tujuan ganda pada tahun ini. Salah satunya adalah Mandiri Future Insurance yang merupakan produk dwiguna yang memberikan manfaat kematian dan asuransi akhir jiwa. Produk ini diharapkan dapat meningkatkan premi perseroan pada akhir tahun ini.
“Sebenarnya dari risiko ke risiko, pelanggan lebih memilih yang diketahui. Berapa kali saya bayar, saya mendapat keuntungan dari uangnya. Nah, itulah alasan mengapa industri beralih dari koneksi unit ke eksplorasi.” Di Aksa Mandiri, industri asuransi Indonesia,” ujarnya.
Namun sayang, mulai September 2024, perseroan belum bisa menyebutkan secara pasti berapa porsi produk dwiguna dan unit link yang menyumbang total pendapatan premi. Namun, dia menekankan validitas kenaikan tersebut. premi dari produk tujuan ganda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Tetapi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kompensasi kami meningkat,” ujarnya.
Hingga September 2024, pendapatan premi perseroan yang ditransfer dari laporan keuangan di website Axa Mandiri mencapai 8,25 triliun atau turun 6,54% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY/YoY).
Namun total pendapatan meningkat 1,64 persen menjadi Rp11,9 triliun hingga Rp10,9 triliun. Hal ini ditopang oleh hasil investasi perseroan yang mencapai Rp2,54 triliun, naik 34,81% dari Rp1,88 triliun per September 2023.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA