Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah melemah hingga Rp 15.768 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin 11 April 2024.
Rupiah membuka perdagangan pada Rp 15.768 per dolar AS, melemah 0,23% atau 36 poin, menurut data Bloomberg. Sementara itu, indeks dolar terpantau di 103.700, melemah 0,48%.
Sejumlah mata uang Asia lainnya bergerak berbeda terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,77%, dolar Singapura menguat 0,46%, baht Thailand menguat 0,47%, dan yuan Tiongkok menguat 0,22%.
Selain itu, peso Filipina menguat 0,38%, won Korea menguat 0,48%, ringgit Malaysia menguat 0,09%, dolar Taiwan menguat 0,19%, dan dolar Hong Kong menguat 0,02%. Rupee India kemudian mengalami stagnasi sebesar 0,00%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah akan berfluktuasi pada perdagangan Senin (11 April 2024) namun kemungkinan ditutup menguat pada kisaran Rp 15.720-Rp 15.790 per dolar AS.
Sementara pada penutupan perdagangan pekan lalu (11 Januari 2024), rupiah melemah 34 poin, turun 40 poin dari penutupan sebelumnya Rp 15.698 ke Rp 15.732 per dolar AS.
Ibrahim mengatakan Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 1,71% year-on-year (YoY) dan 0,08% moon-on-month (MtM) pada Oktober 2024, mengakhiri deflasi selama lima bulan berturut-turut.
Secara bulanan, Indonesia mencatat inflasi sebesar 0,08% pada Oktober 2024. Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 105,93 pada September 2024 menjadi 106,01 pada Oktober 2024.
Menurut dia, kelompok konsumsi yang paling besar menyumbang inflasi bulanan adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,94% dan inflasi sebesar 0,06%.
Sementara itu, dia mengatakan, penyumbang inflasi utama pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,06%.
Sebelumnya, berdasarkan konsensus para ekonom yang dihimpun Bloomberg, IHK yang diterbitkan BPS diasumsikan mulai mencatat inflasi secara bulanan (MtM) dan tahunan (YoY).
Ibrahim menjelaskan, rata-rata perkiraan inflasi tahunan Oktober 2024 dari 31 ekonom adalah 1,66% year-on-year. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan posisi September 2024 sebesar 1,84%. Perkiraan inflasi tahunan terendah pada periode ini adalah 1,46% dan tertinggi adalah 1,8%.
Apalagi, menurut dia, tidak ada satu pun ekonom yang memperkirakan inflasi tahunan akan lebih tinggi dibandingkan bulan lalu. Secara bulanan, estimasi median CPI untuk bulan Oktober 2024 sedikit mengalami inflasi yaitu sebesar 0,03% MtM. Namun banyak ekonom yang terlibat dalam konsensus ini memperkirakan deflasi masih akan terjadi.
Kemudian di Global, Ibrahim mengatakan Federal Reserve akan terus memangkas biaya pinjaman jangka pendek AS sebesar 0,25 poin persentase pada minggu ini, dengan pedagang berjangka kemungkinan akan melihat pemotongan sebesar 25 basis poin.
Menurut laporan Axios, intelijen Israel menunjukkan bahwa Iran sedang bersiap untuk menyerang Israel dari wilayah Irak, kemungkinan sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November.
Serangan ini diperkirakan akan dilakukan di Irak dengan menggunakan sejumlah besar drone dan rudal balistik.
Aktivitas manufaktur kemudian meningkat lagi di Tiongkok pada bulan Oktober, dengan survei sektor swasta menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur meningkat pada bulan Oktober untuk pertama kalinya dalam enam bulan.
Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.