IHSG Dibuka Menguat Usai Fed Pangkas Suku Bunga, Saham BRPT, BBRI, AMMN Terbang

Bisnis.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau akhir pekan lalu, Jumat (8/11/2024). Saham BRPT, AMMN, BBRI dan Prajogo Pangestu seperti MAPI pagi ini dibuka menguat pasca pengumuman penurunan suku bunga Federal Reserve.

Pada pukul 09:00 WIB, IHSG dibuka menguat pada 7.263,96 berdasarkan data Bursa Efek Indonesia. IHSG menguat ke 7.265,58-7.313,21 sesaat setelah pembukaan.

240 bertambah, 127 menurun, dan 574 berpindah. IHSG mencatat kapitalisasi pasar sebesar 12,216 triliun.

Harga saham PT Barito Pacific Tbk Prajogo Pangestu (BRPT) menguat 3,93% ke Rp 925 per saham pagi ini. Pagi ini harga saham PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) juga menguat 1,44% ke Rp 8.825 per saham.

Saham lain seperti BBRI menguat 1,54%, MAPI menguat 2,08%, JSMR menguat 1,47%, saham INCO juga menguat 1,07%, BRIS menguat 2,11% sesaat setelah pembukaan pagi ini. 

Kepala Riset Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG pada Kamis (11/7/2024) bersiap mengkonfirmasi pembalikan bearish yang menunjukkan pelemahan lebih lanjut dan order double high. 

Berdasarkan pola tersebut, potensi target bearish berada pada kisaran 7.050-7.150, kata Valdi, Jumat (11/8/2024). 

Oleh karena itu, kata dia, para pelaku pasar harus mewaspadai potensi dampaknya dan tidak terlalu agresif memasuki pasar saat ini.

Bank Sentral AS terus memangkas suku bunga utama The Fed sebesar 25 bps pada hari Kamis (11/7/2024) dan pidato Ketua Fed Jerome Powell mungkin sedikit mengurangi aktivitas penjualan saat ini. 

Hal ini karena Powell dalam pidatonya setelah FOMC menyatakan bahwa The Fed tidak melihat adanya perubahan atau penurunan signifikan dalam perekonomian, terutama inflasi dan lapangan kerja, hingga tahun 2025. Hal ini membuat pasar khawatir setelah kemenangan Donald Trump. Pemilu di Amerika Serikat.

Dari dalam negeri, fokus pasar tertuju pada data pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang melambat menjadi 4,95% pada kuartal III-2024 yang akan berkontribusi pada memburuknya sentimen di dalam negeri. 

Ekspektasi peningkatan konsumsi menjelang Natal dan Tahun Baru diperkirakan akan sedikit meningkatkan minat investor di Indonesia.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *