Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Kanada menutup pintu kantor perusahaan China TikTok karena ancaman keamanan di negaranya.
Menurut TechCrunch, pada Jumat (8/11/2024), pemerintah Kanada tidak merinci risiko keamanan yang dimaksud.
Namun penutupan kantor ini tidak mempengaruhi penggunaan aplikasi TikTok. Warga Kanada masih dapat mengunduh, menggunakan, dan membuat konten di platform TikTok.
“Keputusan untuk menggunakan aplikasi atau platform media sosial adalah pilihan pribadi,” kata Menteri Inovasi, Sains, dan Industri Kanada, François-Philippe Champagne.
TikTok telah lama berada di bawah pengawasan karena merusak data pengguna, dengan kritik yang mengatakan bahwa data pengguna dapat diakses oleh entitas Tiongkok, meskipun perusahaan tersebut telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Penutupan kantor TikTok di Kanada berdampak pada ratusan karyawan lokal, kata perusahaan itu. TikTok menanggapi keputusan tersebut dengan berencana mengajukan banding ke pengadilan.
“Menutup kantor TikTok di Kanada dan menghancurkan ratusan pekerjaan lokal dengan gaji yang baik bukanlah kepentingan terbaik siapa pun,” kata juru bicara TikTok.
Di Kanada, TikTok diperkirakan memiliki 15 juta pengguna, mewakili 41% populasi negara tersebut. Pengguna muda, terutama berusia 18-24 tahun, merupakan yang paling aktif di situs ini.
Langkah terbaru Kanada ini merupakan bagian dari tinjauan keamanan nasional setelah negara tersebut melarang penggunaan TikTok di perangkat pemerintah pada Februari 2023. Terlepas dari popularitasnya, TikTok juga menghadapi tantangan besar di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, di mana pemerintah sudah hadir. mereka mencoba memblokir aplikasi atau memaksa perusahaan untuk menarik operasi mereka di AS.
Kanada sendiri telah menunda peluncuran fitur baru TikTok di negaranya, termasuk TikTok Shop, situs e-commerce yang seharusnya tersedia pada akhir tahun 2023. Selain itu, program Rewards yang membayar konten. pencipta, belum dimulai di Kanada.
Pemerintah Kanada bukan satu-satunya yang memperketat aturan TikTok. Di Australia, pemerintah mengusulkan pelarangan penggunaan media sosial bagi anak di bawah 16 tahun.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel