Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui masih banyak daerah di Indonesia yang tingkat kemiskinan dan ketimpangan masih tinggi.

Hal itu disampaikan Airlangga saat memberikan arahan pada Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah Tahun 2024 di Sentul, Bogor, Kamis (11/7/2024).

Ia mengatakan, meski banyak daerah yang memiliki pendapatan per kapita tinggi, namun hal tersebut belum hilang, begitu pula dengan pemerataan kesejahteraan dan tingkat kemiskinan yang masih rendah.

“PDB [produk domestik bruto] yang tinggi ini tidak dibarengi dengan tingkat kemiskinan, rasio Gini, dan tentu saja tingkat pengangguran [rendah],” kata Airlangga dalam kanal YouTube Kementerian Pertanian RI, Kamis 11 Juli. /2024).

Terkait hal tersebut, mantan Ketua Umum Partai Komunis Vietnam ini menjelaskan bahwa pemerintah telah memperluas kegiatan ekonomi di kawasan menjadi empat kategori. Pertama, provinsi dengan angka kemiskinan rendah dan rasio Gini rendah.

Misalnya, Kalimantan Timur memiliki PDBR per kapita sebesar US$14.160 pada tahun 2023. PRDB yang tinggi ini dibarengi dengan tingkat kemiskinan yang rendah (5,78%) dan rasio Gini yang rendah (0,32).

Kedua, provinsi dengan angka kemiskinan rendah namun rasio Gini tinggi. Misalnya, DKI Jakarta memiliki PRDB per kapita sebesar US$21.172 pada tahun 2023.

PRDB yang tinggi ini dibarengi dengan rendahnya angka kemiskinan (4,3%). Namun rasio Gini-nya tinggi (0,42).

“Antara si kaya dan si miskin, kesenjangannya terlalu besar. Sudah menjadi tugas kepala daerah untuk menurunkan Gini Ratio,” jelas Airlangga.

Ketiga, provinsi dengan angka kemiskinan tinggi, namun rasio Gini rendah. Misalnya, Sulawesi Tengah memiliki PDBB per kapita sebesar US$7.381 pada tahun 2023.

Rata-rata PRDB di atas belum termasuk angka kemiskinan rendah yang masih tinggi (11,77%). Namun rasio Gini-nya rendah (0,30).

Keempat, provinsi dengan kemiskinan tinggi dan rasio Gini tinggi. Airlangga menegaskan, kategori keempat ini harus dihindari.

Misalnya, Papua Barat memiliki PRDB per kapita sebesar US$7.094 pada tahun 2023. PRDB yang di atas rata-rata tidak disertai dengan tingkat kemiskinan yang rendah atau tinggi (21,66%) atau rasio kemiskinan yang rendah atau tinggi Gini (0,39).

“Dengan indikator ini, pemerintah bisa berupaya mendorong pertumbuhan daerah dan kita bisa memberikan insentif di daerah agar setiap orang memiliki industri atau sektor yang lebih baik,” pungkas Airlangga.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *