Pertamina Tetap Gandeng Rusia, Begini Progres Megaproyek Kilang Tuban

Bisnis.com, JAKARTA – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memastikan akan terus menjalin kerja sama dengan perusahaan Rusia Rosneft Singapore Pte Ltd dalam proyek Tuban Grass Root Refinery (GRR), atau Tuban Refinery, anak usaha PT KPI di tahun ini. Jawa Timur, yaitu. “PT Pertamina Rosneft Processing dan Petrokimia [PRPP] saat ini sedang bekerja sama dengan Rosneft untuk memulai proyek GRR Tuban,” kata Sekretaris Bisnis KPI. Hermansyah Y. Nasroen dalam Bisnis, Kamis (7/11/2024). Proyek bernilai USD 13,5 miliar atau setara Rp 205,05 triliun ini baru saja dihentikan. Hal ini tidak lepas dari sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat terhadap perusahaan-perusahaan Rusia akibat invasi ke Ukraina. Hermansyah mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengambil Keputusan Investasi Akhir (FID). “Proyek GRR Tuban sedang dalam proses pengambilan keputusan investasi,” ujarnya. dikatakan. FID GRR Tuban diharapkan selesai pada November 2024. Hal tersebut disampaikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia beberapa waktu lalu terkait target tersebut, Hermansyah tidak membenarkan maupun membantah. Ia hanya menegaskan, proses finalisasi FID masih berjalan. “Masih berproses,” singkatnya seraya menambahkan target penyelesaian kilang Tuban mundur dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebab, KPI sebelumnya menargetkan FID selesai pada kuartal I 2024. Hermansyah mengatakan, proses tersebut dilakukan seiring dengan tahap Seleksi Pemrakarsa Engineering, Procurement, Construction (EPC).  EPC merupakan tahapan proses perancangan sistem yang akan dibangun. Proses dilanjutkan dengan pengadaan material yang juga merupakan rencana yang telah disusun sebelumnya. “[EPC] ini sudah sesuai dengan prosesnya,” ujarnya sebelumnya, KPI menyarankan kemungkinan penambahan partner proyek baru untuk percepatan proyek GRR Tuban ke Rosneft. .  Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, permintaan mitra baru tersebut dilakukan seiring dengan dampak sanksi negara Barat yang mulai terasa ketika keputusan akhir diambil untuk berinvestasi di salah satu Rencana Strategis Nasional (Renstra). NSP). selesai. “Kami sampaikan kepada mereka bahwa kami harus mengambil mitra, kami sudah membahas neraca keuangannya. “Kita juga harus menginformasikan kepada Rosneft bahwa ada dampak akibat konflik di Ukraina,” kata Taufik saat ditemui di sela-sela acara IPA Convex, BSD Tangerang, Kamis (27/07/2023).  Ia mengatakan, direksi KPI telah mengirimkan proposal tersebut ke Rosneft pada April 2023 melalui video conference. Taufik menilai perlu adanya penambahan mitra baru guna menghilangkan sanksi yang diterima Rosneft saat ini.      

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *