Bisnis.com, JAKARTA – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN Oktober 2024 menunjukkan defisit sebesar Rp309,2 triliun. Ketika defisit anggaran meningkat, belanja modal terus meningkat.
Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati menjelaskan defisit APBN sebesar 1,37% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit tersebut meningkat dibandingkan Agustus 2024 sebesar Rp153,7 triliun atau 0,68% PDB.
“Ini masih kalah dibandingkan defisit APBN 2024 yang disepakati dengan PPK,” kata Sri Mulyani kepada APBN di Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2024).
Dijelaskannya, belanja pemerintah pada Januari-Oktober 2024 mencapai 2.556,7 triliun atau 76,9% dari target pendapatan. Pendapatan meningkat signifikan sebesar 14,1% (Y/Y) dibandingkan tahun sebelumnya atau periode yang sama tahun ini.
Sedangkan pada periode Januari-Oktober 2024, pendapatan pemerintah sebesar Rp2.247,6 triliun atau 80,2% dari pagu yang telah ditetapkan. Pendapatan negara meningkat 0,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, defisit tahun ini nampaknya jauh lebih besar. Pada Agustus 2023, APBN mengalami defisit sebesar 700 miliar yaitu 0,003% PDB.
Pada Oktober 2023, belanja pemerintah akan mencapai 2240,8 triliun. Sementara penerimaan kas negara sebesar Rp 2.240,1 triliun.
“Belanja pemerintah hampir sama antara nominal penerimaan dan belanja negara, namun belanja negara sebesar 70,32% dari total batasan dalam UU APBN,” kata Shri Mulyani dalam konferensi pers APBN November 2023 (24/11/2023).
Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA