Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan real estate di China mulai membaik pada Oktober 2024. Peningkatan tersebut merupakan yang pertama sejak pasar real estate China dikabarkan mengalami kontraksi pada tahun 2024.
Menurut laporan Bloomberg, kenaikan awal ini terjadi setelah pemerintah China memberikan subsidi perumahan yang diyakini efektif menarik pembeli.
Dampaknya, penjualan rumah baru dari pengembang besar Tiongkok meningkat 7,1% tahun ke tahun (year-on-year) menjadi US$ 61,2 miliar atau Rp 96,99 triliun (disesuaikan dengan nilai tukar). 15.849 rupee per dolar AS).
Posisi ini efektif berubah dibandingkan bulan sebelumnya, yakni pada September 2024, statistik penjualan real estate 100 kontraktor terbesar di Tiongkok mengalami penurunan sebesar 37,7%.
Perkembangan ini terjadi setelah Tiongkok menerapkan peraturan yang paling ketat, termasuk mengurangi biaya pinjaman untuk hipotek yang ada, mengurangi pembatasan pembelian di kota-kota besar dan mengurangi persyaratan pembayaran di muka.
Namun perkembangan penjualan real estat belum seragam dan sebagian besar dirasakan oleh pengembang pemerintah Tiongkok.
Berdasarkan risetnya, penjualan real estate enam BUMN di China meningkat rata-rata 26%. Pada saat yang sama, 13 pengembang independen melaporkan penurunan stabil sebesar 24%.
Analis Bloomberg Intelligence Christy Hung mengemukakan, transaksi terkonsentrasi di rumah-rumah tua dan yang dibangun oleh perusahaan milik negara karena defisit anggaran.
Analis memperkirakan lebih banyak dukungan kebijakan untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi Tiongkok sekitar 5% tahun ini. Pasalnya, Presiden Tiongkok Xi Jinping bersikeras bahwa pemerintah harus kembali mencapai tujuan tersebut sebelum sidang legislatif penting minggu depan.
Sebelumnya, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgiaieva memperingatkan bahwa pertumbuhan tahunan Tiongkok mungkin akan turun di bawah 4% di masa depan jika tidak ada perubahan untuk meningkatkan konsumsi negara tersebut.
Tidak mengherankan jika jatuhnya aset-aset multi-tahun menghapuskan miliaran dolar kekayaan dalam negeri dan menambah tekanan inflasi.
Pada saat yang sama, pemerintah Tiongkok telah diberikan sejumlah insentif untuk mempertahankan pasar properti, mulai dari menghapus pembatasan pembelian properti di kota-kota besar, hingga menyuntikkan dana kepada pengembang yang bangkrut, salah satunya adalah China Vanke Co. uang di bank Cina. 70 miliar dolar di pasar uang untuk menjamin stabilitas kondisi ekonomi Tiongkok.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA