Bisnis.com, Jakarta – Menteri BUMN Eric Tohir mengungkapkan pihaknya sedang berupaya meningkatkan kinerja tujuh BUMN. Salah satunya adalah PT Bio Farma (Persero), PT Indofarma Tbk di industri farmasi. (INAF), dan PT Kimia Farma Tbk. (KAEF).
Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (4/11/2024), Eric mengatakan 47 BUMN (non-SKK), saat ini 40 BUMN sehat dan mencatatkan keuntungan. Sementara tujuh lainnya sedang dalam perbaikan.
Di bidang farmasi misalnya, Kementerian BUMN mencatat hilangnya Bio Farma akibat lemahnya vaksin VGR Covid. Sementara Indopharma telah menyelesaikan proses PKPU dan Kimia Farma sedang dalam proses restrukturisasi bank pemberi pinjamannya.
“Untuk Indopharma, kami sedang mencari partner agar Indopharma bisa disuplai bahan baku olahannya sehingga bisa masuk dalam rantai pasok global di Organisasi Kesehatan Dunia,” kata Eric.
Ia juga mengatakan Indopharma akan terus berupaya memperbaiki berbagai permasalahan dalam penyesuaian karyawan dan pengembangan industri.
“Kami berusaha untuk meningkatkan Indopharma dan apa pun masalahnya, kami pasti akan menangani karyawannya juga. Namun kami juga perlu sedikit meningkatkan skala untuk menjadi rantai pasokan tersebut,” tambahnya.
Dari sisi neraca keuangan, Indopharma mencatatkan total liabilitas sebesar Rp 1,73 triliun per 30 September 2024. Pinjaman tersebut meliputi pinjaman jangka pendek sebesar Rp1,42 triliun dan pinjaman jangka panjang sebesar Rp308,84 miliar.
Liabilitas INAF berupa pinjaman komersial pihak ketiga jangka pendek Rp445,04 miliar, pinjaman pemegang saham jangka pendek Rp373,06 miliar, pinjaman bank jangka pendek Rp137,92 miliar, dan kredit pajak jangka pendek Rp262,51 miliar. Selain itu, INAF mencatatkan utang kepada pemegang saham jangka panjang sebesar Rp 268,01 miliar.
Pada laporan keuangan kuartal III/2024, manajemen INAF mengungkapkan liabilitas jangka pendek perseroan melebihi total aset lancar sebesar Rp 1,21 triliun.
Sementara itu, per 30 September 2024, INAF mengalami defisit modal sebesar Rp970,63 miliar, rugi Rp166,48 miliar, dan kerugian likuiditas Rp55,65 miliar.
Dari sisi hukum, pada tanggal 21 Oktober 2024, PT Indofarma Tbk. Surat no. 975/PAN.3/HK2.5/Reg.Pailit/X/1267 K/Pdt.Sus-Pailit/2024 Tanggal 18 Oktober 2024 Perihal : Panitera MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK DALAM DAFTAR PERKARA INDIVIDU NO. Indonesia.
Surat tersebut pada dasarnya menyatakan berdasarkan permohonan kasasi yang diajukan PT Solarindo Energi Internasional dan PT Trimitra Wisesa Abadi terkait keputusan homologasi PT Indofarma Tbk. Telah terdaftar perkaranya dengan nomor registrasi 1267 K/Pdt.Sus-Pailit/2024.
Kimia Firma juga menghadapi utang jumbo. Per 30 September 2024, total liabilitas KAEF tercatat sebesar Rp 11,09 triliun yang terdiri dari pinjaman jangka pendek sebesar Rp 7,76 triliun dan pinjaman jangka panjang sebesar Rp 3,32 triliun.
Liabilitas KAEF didominasi oleh pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp4,05 triliun, pinjaman komersial pihak ketiga jangka pendek sebesar Rp1,57 triliun, pinjaman bank jangka panjang sebesar Rp1,11 triliun, dan pinjaman bank jangka panjang satu tahun dan jangka panjang. pinjaman bank setelah dikurangi. Jatuh tempo satu tahun Rp 1,74 triliun.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel