Harga CPO Pecah Rekor, Simak Prospek Saham AALI, LSIP, SSMS dkk

Bisnis.com, Jakarta – Harga minyak mentah (CPO) mencapai rekor tertingginya sebesar 4.952 ringgit per ton kemarin, Rabu (7/11/2024). Para analis berpendapat bahwa harga CPO yang lebih tinggi dapat menjadi katalis positif bagi emiten CPO. 

Analis Kivum Securitas Abdul Aziz Setyo Wibowo menjelaskan, stabilisasi harga CPO yang terjadi saat ini berdampak pada kemungkinan berkurangnya hasil panen akibat musim hujan.

“Di sisi lain, permintaan CPO juga tinggi karena penggunaan CPO untuk biodiesel di Indonesia,” kata Azis, Jumat (8/11/2024). 

Selain itu, tambahnya, adanya impor CPO dari India pada Oktober lalu yang memperkuat harga CPO. 

Azis melihat faktor-faktor ini sebagai katalis positif bagi emiten CPO, sehingga menunjukkan bahwa pemotongan pajak dapat mengurangi biaya. 

Sementara Azis menawarkan pembelian saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) dengan target harga Rp 1.415 per saham. 

Sebagai informasi, saham LSIP hari ini ditutup menguat 0,40% ke Rp 1.245 per saham. Saham LSIP diperdagangkan pada harga Rp 1.225-Rp 1.260 per saham hari ini. 

Saham LSIP naik 39,89% year-to-date atau year-to-date dan menguat 50% dalam tiga bulan terakhir. 

Hingga akhir September 2024, LSIP melaporkan penjualan sebesar Rp 2,92 triliun, sama dengan periode 9 bulan tahun 2023. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan yang sebagian diimbangi oleh peningkatan harga jual rata-rata akibat peningkatan produksi. 

Secara operasional, produksi CPO LSIP turun 10% menjadi 194.000 ton pada Januari-September 2024. Sebelumnya, pada Januari-September 2023, produksi CPO LSIP sebanyak 216.000 ton. 

LSIP atau Lonsum melaporkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 803 miliar. Laba bersih ini meningkat sebesar 76% secara tahunan dari Rp 458 miliar pada periode yang sama tahun lalu, terutama disebabkan oleh peningkatan laba operasional.

Penafian: Laporan ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *