Bisnis.com, Jakarta – Wakil Direktur PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) Pandu Patria Sjahrir akan menjadi Direktur BP Danantara. Berita tersebut mengirim saham TOBA ke zona hijau pagi ini.
Saham TOBA menguat 0,99% ke Rp 510 per saham pagi ini berdasarkan data RTI pada pukul 09:45 WIB. Saham TOBA pagi ini dibuka di level 510, naik 5 poin dari harga kemarin Rp 505 per saham.
Saham TOBA diperdagangkan antara Rp505-Rp520 sesaat setelah pembukaan. Sebanyak 5,31 juta lembar saham TOBA diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp 2,73 miliar.
Saham TOBA saat ini memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 4,17 triliun.
Di sisi lain, saham TOBA disebut-sebut memiliki kinerja 67,76% secara year-to-date atau year-to-date (YTD). Sementara saham TOBA menguat 100,79% selama tiga bulan terakhir. Namun dalam sebulan terakhir, saham TOBA anjlok 5,56%.
Sebelumnya, menurut informasi yang diperoleh Bisnis, Pandu akan menjadi Chief Operating Officer atau Wakil Direktur Badan Pengelola Investasi Energi Anagata Nusantara (Dhanantara).
“Pandu Sjahrir sudah masuk tim manajemen,” kata seorang sumber, Kamis (11/7/2024).
Sebelumnya diberitakan bahwa Rossan P. Roeslan ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum dan Muliaman D Haddad sebagai CEO BP Danantara.
Baru-baru ini diberitakan, Pandu Sjahrir juga ditunjuk Prabowo ke lembaga investasi tersebut. Pandu beberapa kali terlihat berjalan bersama Muliaman Haddad, termasuk saat bertemu Prabowo di Istana.
Sekadar informasi, Danantara secara bertahap digarap pemerintah sebagai cikal bakal BUMN Superholding yang menggabungkan berbagai aset milik perusahaan publik.
Nantinya, Otoritas Investasi Indonesia (INA) akan merger dengan BP Danantara. Dengan proses ini, dana kelolaan atau aset kelolaan (AUM) BP Danantara pada tahap awal akan mencapai US$10,8 miliar yang berasal dari INA.
Selain itu, sebanyak tujuh perusahaan pelat merah akan dilebur ke dalam BP Danantara. Ketujuh perusahaan publik tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (CSTC), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan perusahaan pertambangan negara MIND ID.
Jika konsolidasi berjalan lancar, BP Danantara diperkirakan akan mengelola aset sebesar USD 600 miliar atau sekitar Rp 9,504 triliun (kurs Rp 15.840 per USD). Jumlah ini akan mencapai 982 miliar dolar dalam beberapa tahun ke depan.
_______
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel