Bisnis.com, Jakarta – Sejumlah operator transportasi darat seperti PT Blue Bird Tbk. (BIRD) dan PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) melaporkan pendapatan yang kuat pada kuartal ketiga tahun 2024. Namun, sejumlah emiten transportasi darat membukukan kinerja keuangan buruk sehingga menimbulkan kerugian.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, emiten manajemen taksi Blue Bird mengumumkan laba kuartal III 2024 sebesar Rp436,3 miliar, meningkat 21,06% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Pertumbuhan laba bersih BIRD sejalan dengan kenaikan tahun lalu sebesar 13,45% menjadi Rp 3,66 triliun.
Pertumbuhan pendapatan BIRD sejalan dengan peningkatan kinerja di seluruh segmen bisnis. Misalnya, layanan taksi tumbuh sebesar 11% dibandingkan tahun lalu. Pada saat yang sama, persewaan, antar-jemput dan layanan lainnya meningkat sebesar 20,7%.
Pada triwulan III tahun 2024, kegiatan usaha Blue Bird difokuskan pada perluasan dan diversifikasi layanan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas masyarakat.
Layanan Bluebird, Goldenbird, dan Cititrans tersedia di Balikpapan dan Samarinda untuk memenuhi kebutuhan mobilitas di sekitar ibu kota Indonesia (IKN). Perusahaan juga melakukan diversifikasi bisnis dan memperkenalkan layanan taksi yang menyediakan layanan pemesanan taksi setiap jam.
Adrianto Jokosoetono, Presiden Blue Bird, mengatakan: “Dengan berfokus pada inovasi layanan dan pertumbuhan terkait kebutuhan konsumen, kami yakin dapat terus memberikan solusi mobilitas yang relevan dan terintegrasi untuk memberikan layanan yang nyaman dan mendukung keberlanjutan.” Senin (4/11/2024).
PT Adi Sarana Armada Tbk merupakan emiten transportasi darat yang dikelola oleh taipan T. P. Rahmat. (ASSA) juga mencatat peningkatan pendapatan dan laba pada kuartal III 2024.
ASSA meraup laba bersih Rp 212,67 miliar pada 9 bulan 2024, naik 79,81% dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan laba bersih ASSA konsisten dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 5,24% menjadi Rp3,64 triliun pada Q3/2024.
Setelah itu, PT WEHA Transport Indonesia Tbk. (WEHA) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 3,89% menjadi Rp 23,23 miliar pada Q3/2024. Pendapatan pun meningkat 16,16% menjadi Rp 221,5 miliar pada Q3/2024.
Namun, sejumlah emiten angkutan darat mencatatkan kinerja keuangan yang melambat. Laba bersih PT Batavia Prosperindo Trans Tbk. (BPTR misalnya) turun 2,31% menjadi Rp 35,61 miliar pada Q3/2024. Namun pendapatan BPTR meningkat 18,51% menjadi Rp386,53 miliar.
Faktanya, PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) membukukan kerugian Rp23,98 miliar pada QIII/2024 dari laba bersih Rp2,14 miliar pada Q3/2023. Pendapatan LRNA turun 7,18% menjadi Rp65,47 miliar pada Q3 2024.
Selain itu, PT Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) juga merugi Rp 2,73 miliar pada Q3/2024. Kerugian perseroan berkurang 12,51%. Sedangkan pendapatan turun 19,37% menjadi Rp 2,89 miliar.
Berbagi efisiensi transportasi darat penghasil emisi
Harga saham BIRD dan ASSA bergerak berlawanan arah di tengah meningkatnya profitabilitas. BIRD mencatatkan kinerja saham yang cerah setidaknya selama sepekan terakhir.
Berdasarkan data bisnis RTI, harga saham BIRD naik 2,49% menjadi ditutup pada Rp 2.060 per saham pada perdagangan Selasa (5/11/2024). Harga saham BIRD pekan ini menguat 0,49% dan berada di zona hijau, menguat 15,08% year-to-date (YTD).
Sementara harga saham ASSA turun 0,69% ke Rp715 per saham pada perdagangan kemarin. Harga saham ASSA sepekan ini anjlok 7,74% dan berada di zona merah, turun 9,49% YtD.
Sementara WEHA dan LRNA tetap berada di zona merah tahun ini, masing-masing turun 17,92% YtD dan 0,56% YtD. Sedangkan BPTR berada di zona hijau dengan 3,41% YtD.
Senior marketer Mirae Asset Sekuritas Nafan Adji Gusta mengatakan, ada beberapa sentimen yang mempengaruhi harga saham BIRD dan ASSA. Salah satu dampaknya adalah dinamika harga bahan bakar.
Emosi lain misalnya mempengaruhi pergerakan barang dan jasa. Perekonomian daerah saat ini juga menunjukkan pertumbuhan positif. Transportasi juga penting untuk keberlanjutan konektivitas daerah, kata Nafan.
Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan sebagai bujukan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA