Ini Alasan Budi Arie Rekrut Oknum Komdigi yang Terjerat Suap Judi Online

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Menteri Informasi dan Komunikasi Budi Arie Setiadi menjelaskan perekrutan pegawai Komdigi diduga terlibat perjudian online.

Budi menjelaskan, rekrutmen tersebut bermula ketika Kementerian Informasi dan Komunikasi kini Komdigi tidak mempunyai sumber daya untuk menghilangkan situs judi online di Indonesia pada Juli 2023.

Menurut dia, defisit Kominfo bisa terjadi karena pihaknya kurang mengalokasikan dana untuk mendukung sumber daya Kominfo. 

Nantinya, untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya mempekerjakan Bagian General Control Aptics.

“Untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia, telah ditunjuk pejabat sebagai Kepala Bagian Tata Usaha. Mereka dipimpin oleh non-pegawai Kementerian Informasi dan Komunikasi,” kata Budi saat dihubungi, Minggu (11 Oktober 2024). .

Tim awalnya hanya mampu menghapus 10.000 situs web setiap hari. Namun menurut Budi, angka tersebut belum bisa memenuhi tujuan penghapusan perjudian online.

Selain itu, saat proses rekrutmen, banyak orang yang bisa bergabung, termasuk karakter bernama T. 

Budi mengatakan, dengan terungkapnya banyak nama hacker muda yang ingin keluar dari situs judi online. Dari nama yang diminta T dengan huruf depan AK.

Budi menambahkan: “AK to T tampil sebagai aktivis muda anti judol. Tn. AK menunjukkan kemampuan tubuh dan mesinnya untuk mengurangi 50.000 hingga 100.000 per hari. “

Karena kepiawaian AK, Budi bersedia menempatkan AK pada kelompok monitoring and control atau kelompok eliminasi situs judi online yang berada di bawah Departemen Pengendalian Umum.

“AK diterima karena yang bersangkutan dijamin mempunyai kemampuan IT yang memadai, dalam dunia IT kebanyakan sertifikat terkadang bukan hal yang terpenting,” imbuhnya.

Singkat cerita, nama AK kemudian muncul sebagai tersangka kasus perjudian online yang diduga melibatkan oknum Komdigi pada November 2024.

AK juga diutus polisi untuk mengelola kantor satelit di Bekasi. Kantor tersebut memiliki 12 orang, termasuk 8 manajer dan 4 manajer. 

Selain itu, 12 orang ini juga dipekerjakan untuk membuat daftar situs judi online. Bahkan, organisasi ini diharapkan dapat mencegah pemblokiran situs judi online.

Terkait persoalan tersebut, Budi mengaku belum puas karena namanya kerap terseret dalam kasus ini. 

Bahkan, dia menyebut Kominfo di bawah kepemimpinannya selalu berupaya menghilangkan situs judi online dan bukan sebaliknya.

“[Saya] menjadi korban pengkhianatan pegawai Komdigi yang [tidak bisa dipercaya]. Ternyata T ‘mempermainkan’ Direktur, Direktur lamaran bidak, apalagi Menteri untuk ikut pemilik usaha judol,” dia menyimpulkan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *