Bisnis.com, JAKARTA – Masa jabatan kedua Presiden AS Donald Trump berpotensi memberikan tekanan pada harga minyak hingga tahun 2025.
Berdasarkan laporan Citi yang dikutip Reuters, Kamis (7/11/2024), harga minyak mentah Brent kemungkinan akan berfluktuasi di kisaran 60 dolar per barel akibat tarif perdagangan dan kenaikan harga minyak.
Citi mengatakan keterlibatan Trump dalam OPEC+, yang mencakup Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, dapat mendorong kelompok produsen tersebut untuk segera mengurangi pengurangan produksi, sekaligus berpotensi mengurangi ketegangan politik dan pelepasan minyak dari pasar .
Kebijakan Trump dapat menguntungkan industri melalui insentif pajak untuk berinvestasi dalam penelitian dan produksi dan dapat mengubah perpanjangan masa jabatan Biden di musim pajak, menurunkan pendapatan dan biaya sewa lahan.
Citi melanjutkan dengan mengatakan bahwa kebijakan Trump dapat memberikan dampak beragam terhadap pertumbuhan ekonomi global, khususnya dampak negatif terhadap Eropa dan Tiongkok, yang terus menderita akibat dampak ketegangan perdagangan.
Hal ini dapat semakin mengganggu kestabilan kenaikan harga minyak dunia, dan dengan demikian dapat berdampak negatif pada perkiraan Citi mengenai pertumbuhan produksi minyak global, yang saat ini berada pada angka 0,9 juta barel per hari pada tahun depan.
“Namun, meskipun ada peningkatan dukungan terhadap sektor minyak dan gas, dampak langsung terhadap pasar minyak fisik kemungkinan akan terbatas,” kata Citi dalam laporannya.
Sementara itu, pada hari Rabu, setelah Trump dari Partai Republik kembali ke Gedung Putih dengan kemenangan telak, Brent berjangka turun 61%, atau 0,8%, menjadi $74,92 per barel, sementara harga berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 61, atau 0,8 %, menjadi $74,92 per barel, turun 30, atau 0,4%, menjadi $71,69.
Terpilihnya kembali Trump memicu aksi jual, yang karena penguatan dolar AS, mendorong harga minyak turun lebih dari USD 2 per barel pada awal perdagangan, yang kini merupakan level tertinggi sejak September 2022.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA