Bisnis.com, JAKARTA – Pada Kamis (7/11/2024), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menunjuk Jock Siswant sebagai Kepala Satuan Tugas Khusus Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Bahlil lantas mengingatkan Jock akan banyaknya tugas di dalam negeri, terutama mendorong pertumbuhan industri migas. Diketahui, produksi minyak bumi Indonesia kini berada di level 600 ribu barel per hari (BOPD).
Padahal konsumsi minyak Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari. Dengan kata lain, Indonesia masih mengimpor minyak sebanyak 1 juta barel.
“Saya minta Pak Jock yang baru dilantik bisa menyelesaikannya. Ini tugas utama kalian,” kata Bahlil saat pelantikan Kementerian ESDM di Jakarta.
Pergantian kepengurusan SKK Migas rupanya juga menjadi pendorong banyak prestasi. Untuk itu, Bahlil pun meminta Jock mematuhi seluruh regulasi dan koordinasi yang menghalangi eksplorasi atau augmentasi.
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini juga meminta Joko segera berkoordinasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk segera mengerjakan beberapa sumur idle.
Berdasarkan catatan Bahlil, saat ini terdapat 16.990 sumur idle. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.495 sumur mempunyai potensi hidrokarbon. Dengan kata lain sumur tersebut masih bisa digunakan kembali.
“KKKS sudah membahas ini. Yang jelas sudah selesai kepramukaannya kawan-kawan KKKS, kami berharap bisa membantu kalian semua bersinergi membantu program negara yang kurang mampu. Itu yang terpenting,” kata Bahlil.
Lantas, capaian nyata apa yang akan dicapai SKK Migas untuk menjamin peningkatan produksi dan produksi migas?
Kepala Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suriyodipura mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan rencana detail penambahan lift pasca pelantikan Joko. Hudi mengatakan pihaknya masih melakukan konsolidasi saat ini.
Meski demikian, ia memastikan SKK Migas akan tetap mendukung amanah Presiden Probov Subiant dan Bahlil terkait peningkatan kedaulatan energi.
“Tentu akan kami dukung, saat ini kami sedang menginventarisasi hal-hal yang bisa kami dorong untuk segera mendukung arah tersebut,” jelas Hudi kepada Bisnis, Jumat (8/11/2024).
Saat ditanya mengenai tantangan yang masih menghambat upaya peningkatan produksi migas dalam negeri dan terjadinya pemberontakan, Hudi mengatakan hal tersebut disebabkan oleh faktor alam.
Dia menjelaskan, kendala tersebut diidentifikasi oleh gugus tugas yang dibentuk Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan, yang kini dilanjutkan oleh Kementerian ESDM.
“Secara operasional pada tahun 2024, kendala terbesar adalah permasalahan saat banjir sehingga menyebabkan tertundanya pengeboran, pemeliharaan sumur, dan workover,” kata Hoody.
“Apalagi banyak proyek yang tertunda,” imbuhnya.
Bisnis Indonesia mencoba menghubungi Joko Siswanto untuk mengetahui lebih detail mengenai terobosan yang akan dilakukan SKK Migas untuk meningkatkan kapasitas kargo. Namun hingga berita ini diturunkan, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan. Potensi minyak yang belum terpakai sebanyak 1,8 miliar barel
Untuk mendorong peningkatan kapasitas kargo, SKK Migas baru-baru ini menggandeng kontraktor yang bekerja sama dengan Kontraktor (KKKS). Dalam pertemuan tersebut, SKK Migas meminta KKKS mengoptimalkan potensi gas yang belum tergali sebesar 1,8 miliar barel minyak (Bbo) dan 13,4 triliun kaki kubik (Tcf).
Berdasarkan catatan SKK Migas, ada beberapa lapangan yang belum berproduksi, Rencana Pengembangan (PoD) yang belum maju ke tahap produksi, dan hasil eksplorasi yang belum dilakukan. Hal ini terutama terjadi pada wilayah kerja operasional (WK) yang hanya fokus pada produksi saat ini.
SKK Migas mencatat ada potensi besar yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Pertama, terdapat 301 bangunan dengan potensi minyak 1,8 Bbo dan gas 13,4 Tcf.
Kedua, adanya potensi peningkatan produksi melalui PNP dan banjir. SKK Migas juga mengklaim telah memetakan seluruh potensi yang ada dan fokus menerapkan teknologi tersebut pada 12 lapangan dengan potensi sumber daya yang dapat diperoleh kembali sebesar 951 juta barel minyak (MMbo).
Ketiga, ada kategori PoD “terlantar”, yang mencakup peternakan dengan PoD yang telah disetujui namun implementasinya terhambat. SKK Migas mencatat, saat ini terdapat 74 lapangan kategori tersebut dengan potensi 153 juta barel minyak dan 5,3 triliun kaki gas, namun belum tereksploitasi.
Keempat, adanya lapangan tidak aktif dan sumur menganggur, yaitu lapangan atau sumur yang saat ini sudah tidak aktif namun berpotensi untuk diaktifkan kembali. Saat ini terdapat 203 lapangan tidak aktif dengan potensi produksi sebesar 122 juta barel setara minyak per hari (MMboe).
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA