Bisnis.com, Jakarta – Menteri Koordinator Pangan (MNC) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku khawatir masyarakat akan menyalahkan dirinya jika pemerintah terus membuka keran impor komoditas pangan seperti beras untuk menghemat pasokan pangan dalam negeri. kebutuhan

Tulisan tersebut disampaikan Zulhas pada acara Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan di kantor Kementerian Pertanian di Jakarta, Rabu (6/11/2024). Di sisi lain, Dhu Al Hoss mengatakan kebutuhan pangan lokal tidak bisa dipenuhi secara mandiri.

“Kalau saya pasang kembali, saya yang disalahkan. ‘Ini Menteri Impor’, lalu bagaimana kalau tidak cukup?

Pasalnya, Zulhaas yang juga mantan Menteri Perdagangan (Mindag) 2022-2024 mengungkapkan, Indonesia mengimpor 29 juta ton produk pertanian mulai dari jagung, gula hingga garam. Sedangkan produksi pertanian lokal pada periode 2021 hingga 2024 hanya sebesar 32 juta ton.

Ia menambahkan: “Impor mencapai 29 juta ton, yang kira-kira sama dengan tingkat tersebut. “Sudah 79 tahun [sejak Indonesia merdeka],” ujarnya.

Kekhawatiran Zollhas terhadap predikat “menteri ortopedi impor” bermula saat membahas Anggaran Ketahanan Pangan 2025 tentang subsidi pupuk senilai Rp 44,15 triliun.

Namun kenyataannya, petani menghadapi kendala dalam memperoleh pupuk. Padahal, pemerintah telah menetapkan tambahan kuota pupuk sebesar 100%.

Menurut dia, jika permasalahan pupuk tidak diatasi maka produksi pertanian lokal tidak akan meningkat.

“Kalau [pupuk] tertahan di sini, tertahan di sini, di sana sulit, di sini sulit. Produksi tidak meningkat, kebutuhan pangan kita masih 30 juta [ton]. adalah 31 juta ton. “Kami akan memilah hampir satu juta [ton] lainnya.”

Untuk itu permasalahan pupuk harus dikoordinasikan. Pasalnya, Indonesia mempunyai lahan yang luas dan pupuk yang cukup.

Soal anggaran, DPR memutuskan total anggaran yang dialokasikan untuk ketahanan pangan sebesar Rp139,4 triliun.

Dana tersebut disalurkan ke berbagai posisi kementerian dan lembaga senilai Rp42,10 triliun. Disusul Kementerian/Lembaga sebesar Rp61,08 triliun, Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp36,16 triliun, dan Pembiayaan sebesar Rp0,05 triliun.

Selain itu, arah kebijakan anggaran ketahanan pangan tahun 2025 mencakup intensifikasi dan perluasan lahan pertanian, serta peningkatan akses terhadap infrastruktur pertanian seperti pupuk, benih, dan pestisida.

Kemudian memperkuat infrastruktur pertanian, bendungan, dan irigasi. Memperbaiki rantai distribusi hasil pertanian dan meningkatkan cadangan pangan dan penyimpanan pangan nasional. Serta meningkatkan pembiayaan dan dukungan untuk bisnis pertanian dan memperkuat program budidaya perikanan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *