Harga Saham BBRI, BMRI, BBCA, dan BBNI Menguat Jelang Pelantikan Prabowo-Gibran

Bisnis.com, Jakarta – Pada pekan perdagangan jelang pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI, harga saham bank-bank besar atau kelompok perbankan bermodal inti (KBMI) IV menguat signifikan.

Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menguat 2,73% ditutup pada Rp 5.650 pada perdagangan akhir pekan Jumat 18 Oktober 2024. Saham BBNI pun menguat 5,12% pada pekan ini.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pun menguat 0,23% pada perdagangan akhir pekan ini hingga ditutup pada Rp 10.750 per saham. Harga saham Fengyuan juga naik 3,61% pada minggu ini.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun 0,20% ke Rp 4.970 pada akhir perdagangan pekan ini. Namun dalam sepekan, harga saham BBRI naik 1,43%.

Harga pokok saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) pun turun 0,69% ke Rp 7.175 pada perdagangan akhir pekan. Namun dalam sepekan, saham Bank Mandiri kembali menguat 3,24%.​

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, kenaikan pasar sendiri didukung oleh faktor dinamis calon menteri, termasuk kabar kembalinya Sri Mulyani Indrawati ke kabinet Prabowo-Gibran sebagai menteri keuangan, berdampak positif. .​

Di sisi lain, dia mengatakan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia tentunya akan memberikan katalis positif bagi peningkatan likuiditas tren harga saham empat bank besar tersebut ke depan.

“Pada saat yang sama, dampak penurunan BI rate akan menjadi katalis positif bagi potensi industri sehingga potensi kinerja pertumbuhan kredit ke depan akan semakin luas,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (18 Oktober 2024).

Lebih lanjut, dia melanjutkan, penurunan suku bunga BI ke depan akan berdampak pada peningkatan kinerja margin bunga bersih (NIM) perbankan.​

Sementara itu, Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada memperkirakan arah saham perbankan bergantung pada bagaimana pelaku pasar memandang potensi kinerja perbankan.​

Menurut dia, meski pada bulan lalu suku bunga BI turun, bank tidak serta merta melakukan penyesuaian suku bunga pada hari itu juga.​

“Makanya pelaku pasar cenderung wait and see perbankan. Terutama realisasi hasilnya,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (18 Oktober 2024), “Makanya tren saham perbankan saat ini sangat berbeda.”

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *