Bisnis.com, Jakarta – Terpilihnya kembali Presiden terpilih Prabowo Subanto dari Mr. Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan membiarkan rencana pendirian lembaga keuangan pemerintah tidak menentu.
Di sisi lain, Pak. Mulyani menolak keras pembentukan lembaga keuangan pemerintah. Di sisi lain, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyebut bisa saja terbentuk meski butuh waktu ‘memperbaiki’ lembaga keuangan pemerintah.
Visi dan kiprah Asta Cita Prabowo-Gibran antara lain rencana pembentukan Badan Pendapatan Negara itu sendiri. Badan yang awalnya merupakan Kantor Direktur Jenderal Pajak yang terpisah dari Kementerian Cukai dan Pajak serta Kementerian Keuangan (KMENKEU) ini nantinya akan bertugas untuk menaikkan tarif pajak.
Namun, pada Senin (14/10/2024) malam saat ditemui Prabowo, Pak. Mulyani menegaskan Kementerian Keuangan akan tetap sama. Ia sepertinya menolak gagasan pemisahan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Pajak dari Kementerian Keuangan.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Komandan Pemilih Muda Prabowo-Gibran TKN Angawira mengatakan, pernyataan Pak Mulyani hanya menggambarkan situasi saat ini. Ia mengatakan, masih ada peluang untuk mendirikan lembaga keuangan pemerintah di masa depan
Namun, kata Angga, Prabowo mengusulkan pembentukan badan keuangan negara sebagai strategi jangka panjang dibandingkan strategi cepat dalam hal keuangan pemerintah, khususnya pajak.
“Kalau Pak Mulyani kembali menjabat Menteri Keuangan, pembahasan mengenai penerapan strategi ini akan lebih banyak lagi,” kata Angga kepada Bisnis, Rabu (16/10/2024).
Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menegaskan, pemerintahan baru mempunyai ruang untuk mengkaji berbagai kebijakan sesuai dengan visi perekonomiannya. Selain itu, ia melanjutkan peluang reformasi kelembagaan.
Oleh karena itu, Angga menyebut rencana pembentukan lembaga penghimpun uang pemerintah belum final. Namun, perlu waktu untuk menyelesaikan pembahasan antara Prabowo dan tim keuangan di Kabinet nanti.
“Pak Prabowo juga fokus pada peningkatan efisiensi dan efektivitas birokrasi. Jika Badan Pendapatan Negara dianggap sebagai alat yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut, masih ada peluang untuk melihatnya, tentunya dengan mempertimbangkan pandangan Ibu, “pungkasnya..
Simak berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA