Sosok di Balik Produsen Cat Dulux yang Bakal PHK Ribuan Karyawan di Seluruh Dunia

Bisnis.com, JAKARTA — AkzoNobel, produsen cat di balik Dulux, akan memangkas sekitar 2.000 pekerja di seluruh dunia untuk memangkas biaya.

Mengutip The Guardian, AkzoNobel mengatakan pihaknya berencana mengakhiri program PHK pada akhir tahun 2025 agar operasinya lebih efisien.

Grup Belanda, yang beroperasi di 150 negara dan bernilai 10 miliar euro, mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya berencana untuk merampingkan struktur manajemennya melalui PHK.

Langkah ini akan berdampak pada lebih dari 5% dari 35.700 karyawannya di seluruh dunia. Namun, perusahaan tidak menyebutkan berapa banyak staf yang akan terkena dampaknya.

Upaya pengurangan biaya yang dilakukan kelompok ini dilakukan di tengah berlanjutnya inflasi di industri bahan bangunan dan kenaikan upah.

AkzoNobel membeli Dulux pada tahun 2007 melalui pengambilalihan ICI, sebuah grup yang dibentuk pada tahun 1926 dari penggabungan empat perusahaan kimia Inggris. Gambar untuk Dulux

Menurut situs resmi Dulux, produsen cat ini dimulai pada akhir Perang Dunia Pertama, sebuah perusahaan pernis yang sudah lama berdiri bernama Naylor Brothers ingin berekspansi ke bidang cat dan pindah dari pusat kota London untuk mendirikan pabrik di Slough di lokasi seluas 30 ha. . 

Sekitar waktu yang sama di Stowmarket, Nobel Chemical Finishes sedang mengerjakan cat Du Pont untuk industri mobil yang sedang berkembang, yang membutuhkan lokasi yang lebih besar dan ahli kimia serta ilmuwan berbakat seperti yang dimiliki Naylor bersaudara.

Alasannya adalah Naylor bersaudara memiliki pabrik seluas 30 hektar dan seorang ilmuwan yang sangat-sangat berbakat bernama H.H. Morgan.

Namun, pada awal tahun 1920-an, Naylor Brothers mengalami kesulitan keuangan setelah gagal memperluas produksi kertas dinding. Nobel Chemical Finishes kemudian masuk dan membeli Naylor Bros dan operasi manajemen, manufaktur, distribusi dan penjualannya di Slough.

Kemudian pada tahun 1926, Nobel Chemical Finishes melakukan merger dengan 3 perusahaan kimia besar asal Inggris dan perusahaan gabungan ini dikenal dengan nama ICI Paints Limited. 

Empat tahun kemudian, pada tahun 1931, cat berbahan dasar alkid sintetik pertama “Dulux” diproduksi berdasarkan formulasi baru. Nama merek “Dulux” didasarkan pada kombinasi kata “Tahan Lama” dan “Mewah”.

Di Indonesia sendiri Dulux hadir sejak 11 Agustus 1971 melalui PT ICI Paints Indonesia.

Kemudian, setelah hampir 90 tahun berdiri, pada tahun 2008, AkzoNobel, perusahaan cat dan pelapis terbesar di dunia serta produsen bahan kimia besar, mengakuisisi ICI dan Dulux, menjadikan perusahaan ini bagian penting dari perusahaan cat dan pelapis terkemuka di dunia. .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *