Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Pembangunan Derah Sumatera Utara (Bank Sumut) mempertimbangkan dana Rp4 triliun untuk menambah modal perbankan, termasuk kelompok usaha bersama (KUB) dan obligasi abadi.

Farid Wazdi, Direktur Utama Bank Sumut Babay, mengatakan selain menambah permodalan melalui sejumlah kerja sama strategis, juga ada kemungkinan penguatan modal pemegang saham.

Bank Sumut juga berencana menurunkan tingkat pembayaran dividen, sehingga lebih banyak dana yang dapat dialokasikan sebagai tambahan modal.

“Rasio pembayaran dividen kami akan lebih rendah bagi pemegang saham yang tetap menjadi modal Bank Sumut. Kalau baru di 2028, KBMI II bisa kita lakukan,” ujarnya di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Menurut dia, dana Rp 4 triliun itu akan digunakan untuk mendukung sejumlah pilot project yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah, termasuk pinjaman daerah.

“Sekarang kita punya dua pinjaman daerah di Kabupaten Nias dan Tebing, sudah dilunasi,” ujarnya.

Selain itu, kata Baby, bagi bupati dan wali kota baru, pihaknya juga mendorong pihak-pihak tersebut untuk memberikan pinjaman daerah ke Bank Sumut.

“Nah, dengan kredit daerah, dia [kepala daerah] bisa membangun dari awal. Misalnya, pengembangan pertanian subsisten adalah masalah global,” kata Babay.

Apalagi, lanjutnya, pinjaman daerah ini akan fokus pada sektor-sektor strategis penting seperti kesehatan, pendidikan, dan perumahan.

Seperti diketahui, PT Bank Sumut mencatatkan laba bersih sebesar Rp351,62 miliar pada semester I/2024. Laba tersebut turun 6,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY/YoY), mencapai Rp 376,48 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan semesteran I/2024 yang telah diaudit dan dimuat di surat kabar harian Bisnis Indonesia, dikutip Senin (23/9/2024), pendapatan bunga bersih (NII) Bank Sumut pada Juni 2024 sebesar 1,17 . Mencapai miliaran Rp.

Perseroan juga menyebutkan margin bunga bersih (NIM) meningkat 32 basis poin (bps) menjadi 6,46% pada Juni 2024 dari 6,14% pada Juni 2023.

Laba Bank Sumut juga didorong oleh pendapatan lain-lain yang meningkat 10,79% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp51,71 miliar pada semester I/2024, atau Rp46,67 miliar pada semester I/2023.

Bank Sumut juga dilaporkan telah menerapkan langkah-langkah efisiensi, seperti pengurangan biaya tenaga kerja secara year-on-year dari Rp454,83 miliar pada Semester I/2023 menjadi Rp392,09 miliar pada Semester I/2024.

Sementara di sisi intermediasi, Bank Sumut menyalurkan kredit sebesar Rp27 triliun pada 6H I/2024, meningkat 3,71% year-on-year. Sementara pendanaan Bank Sumut meningkat 2,72 persen year-on-year menjadi Rp2,65 triliun dari Rp2,58 triliun. Aset bank tumbuh 3 persen year-on-year menjadi Rp41,95 triliun dari sebelumnya Rp40,73 triliun didorong oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan.

Dari sisi pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK) Bank Sumut mencapai Rp34,07 triliun hingga Juni 2024, naik 2,27% year-on-year. Dana murah atau rekening tabungan bank (CASA) juga meningkat sebesar 2,54 persen year-on-year menjadi Rp 19,43 triliun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *