Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan keuangan atau multifinance PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance menyalurkan pembiayaan baru senilai Rp 27,8 triliun pada September 2024.
CFO Adira Finance Sylvanus Gani mengatakan 76 persen pembiayaan baru tersebut merupakan pembiayaan mobil dan sisanya non pembiayaan mobil.
“Dari segi target, secara umum dengan melihat situasi industri otomotif saat ini yang belum membaik, dan kondisi perekonomian yang masih sulit, kami melihat kinerja industri otomotif sedikit menurun atau tidak berubah,” kata Gani. . Bisnis, Kamis (17.10.2024).
Meski dalam kondisi yang penuh tantangan, Gani mengatakan Adira Finance akan terus menerapkan berbagai inisiatif strategis untuk meningkatkan kinerja bisnis dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, selain melemahnya faktor otomotif dan makroekonomi.
Strategi ini mencakup perluasan bisnis lebih lanjut secara selektif ke wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi.
Selain itu, perseroan juga terus mengembangkan bisnis di luar industri otomotif, seperti produk multi guna, memperkuat kerja sama dengan grup untuk meningkatkan basis pelanggan, terus meningkatkan retensi pelanggan melalui penawaran dan perbaikan proses yang lebih baik, serta inisiatif untuk meningkatkan biaya. Menjadikan struktur lebih kompetitif dengan mendigitalkan prosesnya,” kata Gani.
Terkait tren industri multifinance, menurut data OJK, pembiayaan yang disalurkan perusahaan pembiayaan kepada sektor usaha menengah mengalami penguatan setiap tahunnya, khususnya pada Agustus 2024 sebesar Rp 67,01 triliun atau 36,04% per tahun. . (setiap tahun). Sementara itu, pendanaan kategori mikro dan kecil kompak mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2023.
Menurut Gani, menurunnya pendanaan pada segmen usaha mikro dan kecil erat kaitannya dengan menurunnya populasi kelas menengah saat ini. Pasalnya, segmen usaha mikro dan kecil cenderung menyasar konsumen kelas menengah ke bawah.
Meski demikian, Gani mengatakan pihaknya meyakini peluang dan peluang pembiayaan usaha di berbagai segmen mulai dari kelas mikro, kecil, menengah, dan atas juga masih terbuka di masa depan.
“Untuk memenuhi kebutuhan setiap segmen, kami menerapkan strategi segmentasi yang lebih terstruktur dan menawarkan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kelas bisnis,” ujarnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel