Bisnis, Jakarta – Pasca pandemi, minat terhadap kawasan komersial semakin meningkat, tidak hanya pada makanan dan minuman tetapi juga klinik dan apotek. Faktanya, banyak pengembang yang menawarkan toko yang bisa diubah menjadi coworking space.
Prospek proyek real estate komersial dan kilang di tangan Prabowo menjadi berita pilihan dan rangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Minggu (20/9/2024). Berikut detailnya
1. Memperkirakan prospek kawasan komersial real estate di perkotaan
Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan komersial perkotaan terus berkembang pesat. Misalnya saja di Pantai Indah Kapok (PIK) 2, perkembangan kawasan komersialnya sangat pesat. PİK tidak hanya membangun pertokoan, tetapi juga membangun kawasan komersial dengan konsep unik.
Selain PIK 2, Kecamatan Gading Serpong juga membangun kawasan komersial berupa pertokoan dan peternakan mandiri.
Senior Research Consultant Knight Frank Indonesia Syarifah Syukat mengatakan kawasan komersial kini menjadi alternatif tempat belanja hemat, serta memiliki keunggulan karena dekat dengan kawasan pemukiman, fleksibilitas, dan opsi operasional 24 jam sebagai pilihan bagi startup baru.
Pasca pandemi, minat terhadap kawasan komersial semakin meningkat tidak hanya pada makanan dan minuman tetapi juga pada klinik dan apotek. Faktanya, banyak pengembang yang menawarkan toko yang bisa diubah menjadi coworking space.
Selain itu, beberapa jenis toko kini memilih berpindah dari mall ke convenience store dengan tujuan mengurangi biaya operasional atau kedekatan dengan masyarakat setempat.
“Namun sebagian besar retailer telah mendesain ulang ruang interior tokonya agar lebih menarik,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (19/10/2024).
Saat ini kawasan komersial yang diminati dan diminati pengusaha dan investor, yaitu lokasi yang strategis, terutama di kawasan dengan konektivitas tinggi, dapat meningkatkan nilai investasi secara signifikan.
Selain itu, kawasan komersial dengan konsep modern dan desain interior terbuka tanpa banyak sekat menjadi pilihan populer saat ini karena menawarkan beragam kegunaan komersial dari segi ruang sehingga memberikan daya tarik tersendiri bagi pembeli. Konsep ini juga mudah diubah menjadi konsep retail, perkantoran, bahkan kafe.
2. Bisnis real estate sedang booming karena proyek infrastruktur era Jokowi
Dalam sepuluh tahun terakhir, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu mega program di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pembangunan infrastruktur berupa jalan tol, jalan raya nasional, bendungan, perumahan, Terminal Perbatasan Negara (PLBN), bandara, Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Light Rail Transit (LRT) dan pelabuhan.
Pada awal September 2024, panjang tol akan mencapai hampir 3.000 kilometer. Apalagi pada masa pemerintahan Jokowi, dibangun ruas tol baru sepanjang 2.200 km dari rencana sepanjang 2.700 km.
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Perkotaan (BPJT) Kementerian PUPR, sejak pertama kali dibangun pada tahun 1978 hingga Juni 2024, total panjang jalan tol di Indonesia mencapai 2.893,02 kilometer. Panjang jalan yang dibangun antara tahun 1978 hingga 2014 ini sekitar 790 kilometer, dan dioperasikan sepanjang 2.103 kilometer dalam sepuluh tahun terakhir. Berdasarkan data tersebut, terlihat sekitar 72,7% dari total panjang jalan tol di Indonesia dibangun pada masa pemerintahan Jokowi. Pada masa kepemimpinannya, Jokowi disebut telah membangun jalan nasional baru sepanjang 6.000 kilometer.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan infrastruktur dan transportasi pada dekade pemerintahan Jokowi memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor real estate.
Sekadar informasi, berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal, pelaksanaan investasi real estate yang mencakup perumahan, kawasan industri, dan pabrik termasuk dalam lima sektor teratas dari total 23 subsektor selama periode tersebut. tahun. suatu periode. Januari-September 2024 sebesar Rp 91,56 triliun
Informasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), realisasi investasi perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebanyak 11.294 proyek mencapai Rp 56,51 triliun menempati peringkat ketiga dari 23 sektor. Sedangkan pelaksanaan PMA mencapai $2,33 miliar atau sekitar Rp35,04 triliun dengan 9.432 proyek atau menduduki peringkat kesembilan dari total 23 sektor.
3. Langkah-langkah pemerintah dan sektor swasta untuk mendorong penyerapan tenaga kerja pekerja konstruksi
Pesatnya perkembangan infrastruktur di Indonesia menciptakan kebutuhan mendesak akan tenaga kerja konstruksi yang terampil, berkualitas dan bersertifikat. Berdasarkan data terakhir, Indonesia membutuhkan 12 juta pekerja konstruksi, namun pada tahun 2023, hanya 720.000 di antaranya yang akan tersertifikasi. Kesenjangan yang sangat besar ini memberikan tantangan serius bagi sektor konstruksi, terutama dalam menjaga kualitas dan juga dalam menerapkan konsep konstruksi berkelanjutan.
Pemerintahan baru juga akan berupaya mendorong proyek infrastruktur dan membangun 3 juta rumah setiap tahunnya.
Balai Pelayanan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Wilayah III (BJKW III), Semen Merah Putih, dan Dulux berkolaborasi untuk meningkatkan keterampilan para pekerja konstruksi di sejumlah wilayah di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur secara signifikan.
Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah III (BJKW III) Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Samuel EDB Tambubolon mengatakan pentingnya kemitraan pemerintah dan industri dalam mendukung talenta tenaga kerja di sektor konstruksi.
Program kerjasama ini fokus pada pemberian pelatihan komprehensif yang mencakup keterampilan teknis dalam konstruksi pondasi serta estetika dalam konstruksi. Kolaborasi ini penting karena keterampilan teknis dan estetika saling melengkapi dalam produksi berkualitas tinggi dan konstruksi berkelanjutan.
Peningkatan kualitas pekerjaan diyakini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat aspek struktur bangunan, tetapi juga meningkatkan estetika dan ramah lingkungan.
“Tenaga kerja yang tersertifikasi adalah fondasi dari setiap proyek konstruksi yang aman dan berkualitas tinggi. Dengan sertifikasi ini, pekerja konstruksi dapat memenuhi standar yang berlaku, meningkatkan produktivitas dan mengurangi risiko kecelakaan di lokasi tenaga kerja di Tanah Air,” ujarnya, Sabtu (19/10/2024).
4. Langkah progresif penerapan batubara di Mohammedia Organisasi umat beragama Mohammedia (Ormas) terus mematangkan rencana pengelolaan Kawasan Izin Karya Pertambangan Khusus (WIUPK) batubara yang diajukan pemerintah.
Setelah sebelumnya sempat fokus membangun infrastruktur daratan sebelum mengimplementasikan izin pertambangan batubara atau Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang dikeluarkan pemerintah, Mahamediya kini mulai melakukan penelitian untuk mengidentifikasi hotspot pertambangan yang akan dikelola oleh masyarakat. lembaga
Sebelumnya, pemerintah menghadirkan dua opsi lokasi penambangan eks perjanjian karya izin pertambangan batu bara (PKP2B) untuk Mahmudiya, yang merupakan lahan eks PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dan PT Arutmin Indonesia.
Namun, alih-alih menerima persetujuan lahan pertambangan batu bara yang ditawarkan pemerintah, Mohammadi disebut masih mempertimbangkan untuk menggarap lokasi pertambangan lain.
Dalam perkembangannya, Ketua Tim Pengelola Pertambangan Muhammadiyah Muhajir Effendi mengatakan, ormas keagamaan tersebut saat ini sedang mendalami pemanfaatan lahan pertambangan batu bara di kawasan eks PKP2B Adaro Energy, Kideco dan Arutmin Indonesia di Kalimantan Timur.
Soal persoalan yang disebutkan Pak Bahlil yang kami pilih, sudah kami selidiki. Kami sudah melakukan survei internal ke Adaro, Kidco, dan Arutmin. 18/2024). Kami sudah membentuk tim untuk penyelidikan internal.” diperlukan pengetahuan dasar tentang potensi dan kesesuaian kawasan untuk pertambangan.
“Makanya kita masih membangun yayasan di Mohammedia. Saya tidak mau sumur itu kita terima, ternyata bukan kita yang melakukannya. Lalu kita tambah perseroan terbatas lagi, karena ada kemungkinan bahwa selama penambangan kita tidak akan bekerja hanya pada satu titik, tapi ini “Masih berupa tebakan.”
5. Harapan proyek kilang minyak Tuban ada di tangan Prabowo
Pengembangan proyek raksasa Kilang Gas Tuban (GRR) yang sempat terhenti, terutama pasca penerapan sanksi terhadap perusahaan migas Rusia Rosneft akibat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, diperkirakan akan menemui titik terang menyusul pemerintah. Presiden terpilih Prabowo. Subianto mengambil alih
Proyek senilai US$13,5 miliar atau sekitar Rp205,05 triliun ini dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bekerja sama dengan mitranya dari Rusia Rosneft Singapore Pte. Ltd. Karena sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat terhadap perusahaan-perusahaan Rusia akibat invasi Ukraina, masalah ini masih ditunda.
Di sisi lain, kelanjutan Proyek Strategis Nasional (PSN) masih berimbang karena belum ditentukannya Final Investment Decision (FID). Rosneft juga diketahui belum menyetujui setoran modal untuk pengembangan proyek atau pengembangan situs tersebut karena belum menerima FID dari GRR Tuban.
Sementara itu, pencarian partner strategis pengganti Rosneft di mega proyek GRR Tuban di Jawa Timur dengan PT Pertamina (Persero) belum membuahkan hasil.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya akan mengkaji kendala teknis di kilang Tuban jika ia kembali menjabat di pemerintahan Prabowo.
“Secara teknis saya belum mendalami permasalahannya, tapi kalau kami bilang masih memberikan kepercayaan dan tanggung jawab, pasti kami akan klarifikasi apa masalahnya,” kata Bahlil kepada Kementerian ESDM. Kantor Sumber Daya Jumat (18/10/2024).
Ia mengatakan, sejak masih menjabat Menteri Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pihaknya sudah mulai menyelesaikan permasalahan terkait Proyek Kilang Tuban. Saat itu, Bahlil sedang mengurusi pengadaan lahan, perizinan, dan usulan insentif. Meski demikian, Bahlil mengakui masih ada sejumlah kendala di luar perannya sebagai Menteri Investasi.
Selain itu, berdasarkan laporan yang diterimanya dari Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kosdiana, Bahlil menyatakan target Final Investment Decision (FID) adalah November 2024.
Berdasarkan hasil diskusi Pertamina dengan ESDM yang baru diumumkan dua hari lalu [target FID November], ujarnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel