Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) menilai penerapan bea masuk (BMAD) atas keramik dari perusahaan China dapat menggairahkan investasi dan memperluas kapasitas produksi.

Implementasi konkrit BMAD ini telah dikukuhkan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 70/2024 yang mulai berlaku pada tanggal 28 Oktober 2024 selama lima tahun ke depan.

Menurut Ketua Umum Asaki Edy Suyanto, kehadiran BMAD dapat menjadi awal kebangkitan industri semen tanah air yang selama 10 tahun terakhir tertekan akibat ditinggalkannya sistem tersebut.

“Industri manufaktur terkena dampak serius akibat ditinggalkannya proses tersebut selama 10 tahun terakhir dan akibatnya banyak pabrik yang menghentikan produksi dan mengurangi tingkat penggunaan produk-produk yang diproduksi dalam negeri,” kata Edy dalam siaran di Kamis (17/10). / 2024).

Tingkat pemanfaatan kapasitas negara ini tetap sebesar 63% pada semester I/2024, dari 69% pada tahun 2023 dan 75% pada tahun 2022.

Kehadiran BMAD dinilai mampu mengembalikan utilisasi produksi semen Tanah Air ke level 67-68% pada akhir tahun 2024.

“Kami menargetkan pemanfaatan produksi dalam negeri pada tahun 2025 sebesar 80% dan tahun 2026 sebesar 90%,” ujarnya.

Sebagai referensi Anda, total BMAD ditetapkan pada 14%-94%. Meski berada di bawah ekspektasi produsen lokal, namun angka tersebut serupa dengan negara lain seperti Meksiko dan Amerika Serikat yang totalnya di atas 100%.

Selain itu, Indonesia saat ini merupakan produsen semen terbesar ke-4 di dunia dengan pemasangan 675 juta meter per tahun. Peringkatnya berada di bawah Tiongkok, India, dan Brasil.

Namun dari segi potensi produksi riil, Indonesia tertinggal dengan menduduki peringkat ke-8 dunia. Pihaknya berharap pada tahun 2025 bisa masuk 5 besar negara produsen semen terbesar di dunia.

Peluang perluasan sangat terbuka karena konsumsi semen per kapita Indonesia berada di bawah rata-rata penggunaan beton dunia, yakni berada pada ketinggian 2,5 meter per kepala, ujarnya.

Saat ini rata-rata konsumsi semen di Malaysia dan Thailand lebih dari 3 meter per orang, bahkan di Vietnam dan China lebih dari 5 meter per orang.

Ia pun meyakini salah satu hal yang bisa mendorong penggunaan beton secara lokal adalah program pemerintahan baru Presiden terpilih Prabowo Subianto yang akan membangun rumah bagi 3 juta orang per tahun.

“Sebenarnya kita membutuhkan bahan bangunan seperti semen, semen atap, dan bahan pembersih,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi peran serta dan dukungan pemerintahan Presiden Jokowi yang masih berupaya melindungi industri keramik tanah air melalui BMAD dan penerapan pemberlakuan SNI melalui Permenperin 36/2024.

Ke depan, para produsen semen juga berharap bisa menerapkan perpanjangan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau proteksi pada bulan November, sehingga bisa menyelesaikan persentase BMAD yang tadinya dinilai tidak besar kemudian baik.

“Ada keyakinan bahwa kehadiran BMAD, undang-undang SNI dan BMTP akan menarik investasi baru dari dalam negeri dan luar negeri, khususnya pengusaha asal Tiongkok,” ujarnya.

Ia menyambut baik kehadiran pemain baru yang akan menanamkan modalnya di Indonesia dan menciptakan lapangan kerja baru.

“Mari bersaing secara sehat, mari bersaing demi kebaikan dan hal baru. “Saya yakin persaingan pemain lokal kita tidak akan berkurang,” tutupnya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *