Kredit Sindikasi Tembus Rp115 Triliun, BNI Geser Bank Mandiri

Bisnis.com, JAKARTA – Kredit konsolidasi disebut terus melaju meski pertumbuhannya lambat. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menganjurkan penerbitan utang konsolidasi pada kuartal III 2024.

Berdasarkan data Bloomberg League Table Reports, hingga kuartal III 2024, kesepakatan dengan pengembang terkemuka (MLA) mencapai 30 proyek senilai US$7,41 miliar atau Rp 115,49 triliun (dengan kurs Rp 15.585). dolar AS). 

BNI tercatat menjadi bank dengan jumlah utang terbesar yakni sebesar USD 1,03 miliar atau setara Rp 16,05 triliun. Bank pelat merah ini mengelola 16 proyek terintegrasi dengan pangsa pasar 13,93%. 

Disusul United Overseas Bank alias UOB di posisi kedua dengan total emisi sebesar USD 866 juta atau Rp 13,49 triliun pada kurs pasar 11,69% pada kuartal III 2024. Terdapat 14 proyek yang didanai oleh UOB.

Sedangkan Bank Mandiri menempati urutan ketiga dengan total penyaluran kredit sebesar USD 546 juta atau Rp 8,5 triliun dengan kepemilikan saham MLA sebesar 7,37%. Bank Mandiri terlibat dalam 4 proyek pinjaman pada kuartal III 2024.

Sementara itu, Direktur Utama BNI Roik Tumilaar mengakui kondisi utang konsolidasi saat ini tidak bagus. Namun, dia optimis utang konsolidasi akan kembali berbunga pada tahun depan.

“Dulu utangnya besar pada masa infrastruktur, mungkin sekarang utangnya tidak begitu besar. “Jadi kesepakatan kita tidak terlalu banyak,” ujarnya seperti dikutip Bisnis, Jumat (7/11/2024). 

Royke berharap penurunan suku bunga dasar akan meningkatkan pertumbuhan utang konsolidasi.

Saya harap sekarang suku bunganya turun, tapi uangnya masih kuat, kata Royk. 

BNI terus menargetkan pinjaman sindikasinya pada sektor-sektor tertentu seperti manufaktur, infrastruktur, dan transportasi.

Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat hingga Juni 2024, BCA mengelola pinjaman agregat sebesar Rp 47,6 miliar, dan penyertaan BCA dalam pinjaman agregat tersebut mencapai Rp 12 triliun. 

Executive Vice President Corporate Communications and Social Responsibility BCA Hera F. Harin mengatakan, penyaluran kredit yang baik, termasuk penjualan, sejalan dengan kondisi perekonomian nasional yang berhasil tumbuh sebesar 5,05% per tahun (yoy/y/y) pada tahun I. semester/2024. 

“Mendukung harapan pertumbuhan ekonomi yang baik dan keuangan yang kuat, BCA berharap dapat menjaga praktik yang baik dalam penyaluran kredit dengan tetap memperhatikan prinsip kearifan, sehingga kualitas kredit tetap terjaga,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (11/1). 10/2024).

Bahkan, kata Gera, BCA bertujuan mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan menyalurkan pinjaman untuk proyek-proyek penting nasional seperti infrastruktur jalan tol, konstruksi, ketenagalistrikan, dan lainnya.

Perusahaan juga melakukan pembiayaan utang secara konsolidasi dengan mempertimbangkan risk appetite, likuiditas dan permodalan, serta memilih proyek-proyek yang berpotensi memperkuat bisnis inti BCA.

Di sisi lain, Kepala Riset LPPI Trioxa Siahaan menilai jika melihat kondisi pasar yang secara umum daya beli menurun dan ada tekanan geopolitik, maka utang konsolidasi masih akan tertekan hingga akhir tahun. 

Menurut dia, hingga saat ini sektor yang menjadi favorit perbankan adalah industri energi.

“Jadi [saat ini] perbankan sedang mengerem kredit konsolidasi,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (10/11/2024). 

Berikut daftar 10 bank atau lembaga keuangan teratas yang menyalurkan pinjaman terbesar di Indonesia pada kuartal III tahun 2024:

1.BNI

BNI menerbitkan utang senilai total $1,03 miliar dengan kepemilikan 13,93% saham di MLA. BNI terlibat dalam 16 proyek pinjaman gabungan pada kuartal III 2024.

2.UOB

Mulai kuartal ketiga tahun 2024, UOB menerbitkan utang konsolidasi MLA sebesar US$866 juta. Pangsa pasar UOB dalam penyaluran pinjaman sindikasi mencapai 11,69% dan berpartisipasi dalam 14 proyek pinjaman sindikasi. 

3. Bank Mandira

Bank Mandiri mengeluarkan pinjaman sindikasi sebesar USD 546 juta dan pasar mencapai 7,37% pada kuartal III 2024. Bank Mandiri membiayai 4 proyek.

4.OCBC 

Overseas China Banking Group (OCBC) telah mengeluarkan pinjaman gabungan sebesar US$485 juta dengan pangsa pasar 6,55% dan terlibat dalam 13 proyek pinjaman.

5. Grup DBS

DBS Group mengeluarkan pinjaman gabungan sebesar USD 475 juta untuk 9 proyek yang terlibat. Pangsa penyaluran pinjaman DBS Group di Indonesia mencapai 6,41%.

6. BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) telah memberikan pinjaman bersama sebesar US$ 459 juta untuk total pembiayaan 2 proyek. Pangsa penyaluran pinjaman BRI mencapai 6,2%.

7.HSBC

HSBC mengeluarkan pinjaman gabungan sebesar US$293 juta untuk 9 proyek yang didanai. Pada periode tersebut, porsi HSBC terhadap credit spread konsolidasi mencapai 3,96%.

8. CIMB Group Holdings Berhad

CIMB Group Holdings Bhd telah mengeluarkan pinjaman sindikasi senilai $192 juta dan terlibat dalam 4 proyek. Pangsa GIU dalam pinjaman konsolidasi mencapai 2,59%.

9. Maybank

Maybank juga mencatatkan alokasi pinjaman yang sama dengan CIMB Group, yakni US$192 juta dan terlibat dalam 4 proyek gabungan. Pangsa pasar Maybank di proyek-proyek kompleks juga sama, yakni mencapai 2,59%.

10. Kepentingan finansial

Mizuho Financial juga telah mengeluarkan total pinjaman sebesar US$191 juta dan terlibat dalam 5 proyek pada kuartal ketiga tahun 2024. Pada periode tersebut, porsi penyaluran utang konsolidasi Mizuho Financial mencapai 2,59%.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan mahasiswa. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *