Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Bahan Baku Biofarmasi dan Obat (AB3O) mengungkap sejumlah capaian dan evaluasi kinerja industri farmasi dan bahan baku obat nasional di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sekretaris Jenderal AB3O Irfat Hista mengatakan, salah satu capaian dan dukungan pemerintahan era Jokowi terhadap industri BBO adalah terbitnya Instruksi Presiden (Inpress) Nomor 6 Tahun 2016 untuk mempercepat pengembangan farmasi dan alat kesehatan. Ada industri. .
“Sejak instruksi Presiden, industri sudah mulai mendirikan pabrik bahan baku kimia, biologi, vaksin bahkan obat-obatan yang berbahan dasar garam farmasi,” kata Irfat kepada Bisnis, Jumat (18/10/2024).
Dia menjelaskan, PT Kimia Pharma Sungwon Pharmacopoeia dan PT Brightgene Biomedical Indonesia telah berinvestasi di pabrik BBO berbasis kimia.
Sedangkan pabrik BBO berbahan dasar biologi atau biosimilar dibangun oleh PT Daewoong Infion, PT Kalbio Global Medika, dan PT Etana Biotechnologies Indonesia.
Tak hanya itu, pabrik vaksin nasional antara lain PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, PT Jakarta Biopharmaceutical Industry, serta PT Bio Pharmaceutical yang telah berdiri selama 130 tahun, serta produk Garam Farmasi PT Karyak Daya Syahpharmacy dan Fitopharmaca.
Ia juga menilai Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta kementerian/lembaga lainnya, bersama-sama berupaya meningkatkan bahan baku obat dan vaksin di Indonesia. dengan aktor profesional.
Namun, banyak kendala untuk mempercepat pengembangan molekul baru di dalam negeri, tambahnya.
Pasalnya, penelitian untuk pengembangan BBO memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tinggi hingga ditemukannya molekul bahan baku obat dan vaksin.
Padahal, menekan biaya pengobatan masyarakat Indonesia melalui BPJS dengan menggunakan bahan baku lokal merupakan hal yang penting, terutama diperlukan.
“Kami yakin pemerintahan baru dapat mempercepat dan menjaga kemandirian bahan baku obat dan vaksin dengan menerbitkan peraturan,” ujarnya.
Lebih dari 52% TKDN diharapkan dapat dilaksanakan dalam tender pengadaan bahan baku obat dan vaksin molekul yang dapat diproduksi dalam negeri.
Berdasarkan catatan AB3O, dari total 1.105 bahan baku obat, industri nasional hanya mampu memproduksi 62 bahan baku obat. Jika kapasitas produsen ingin ditingkatkan, pemerintah harus melakukan intervensi dari sisi pembangunan untuk memperluas perekonomian.
Ia kemudian mendesak pemerintah untuk menjadikan bahan baku obat dan vaksin sebagai item kebijakan nasional agar dapat diberikan regulasi insentif yang lebih tepat sasaran bagi industri bahan baku obat dan vaksin.
Lebih lanjut, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada pemerintahan Jokowi dan Maruf Amin serta menaruh harapan besar kepada pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raaka.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel