Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti Celios Galau D. Muhammad menyebut perpecahan menteri dan wakil menteri di era Prabowo Subianto bisa menimbulkan kerugian besar pada APBN. 

Bagaimanapun, kementerian, menteri, dan wakil menteri yang “gemuk”, akan memberikan kenaikan anggaran untuk gaji, fasilitas kantor, dan pensiun bagi para pejabat tersebut. 

“Lebih banyak penunjukan wakil menteri berarti peningkatan biaya kota, termasuk gaji staf pemeliharaan, pembelian mobil perusahaan, fasilitas kantor, dan gaji pensiun menteri dan wakil menteri,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis. (17/10/2024).

Perkembangan klien-klien baru ini semakin memperburuk kerapuhan fiskal negara akibat jatuh tempo utang dan pembayaran pajak yang tidak mencapai target.  

Misalnya: utang pemerintah pusat tahun lalu sebesar Rp 800,33 triliun, tidak termasuk kewajiban pembayaran utang bunga di atas Rp 500 triliun. 

Pusat Kajian Ekonomi dan Hukum (Celios) melihat kekuatan APBN meningkat hingga Rp 1,95 triliun, selain beban perdagangan, dari pembangunan gedung perkantoran/lembaga baru.

Analisis Caelios menunjukkan, karena padatnya koalisi, potensi anggaran meningkat hingga Rp1,95 triliun dalam 5 tahun ke depan, kata Galau. 

Caelius memperkirakan, pembengkakan akibat kenaikan anggaran menteri dan wakil menteri mencapai Rp389,4 miliar per tahun. 

Caelios mendapat gaji dan tunjangan pejabat sebesar Rp150 juta, sedangkan wakilnya iri dengan Rp100 juta. Sedangkan dana operasional per orang diperkirakan Rp 500 juta, sudah termasuk perjalanan bisnis dan staf. 

Jika melihat pemerintahan Jokowi dan Mar’ruf Amin yang memiliki 34 menteri dan 17 wakil menteri, berarti perkiraan biaya yang dikeluarkan kas negara untuk gaji para pejabat tersebut adalah Rp387,6 ​​miliar per tahun. 

Sedangkan dengan perkiraan jumlah menteri di pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuminga sebanyak 49 menteri dan 59 wakil menteri, menyebabkan kerugian APBN sebesar Rp 777 miliar setiap tahunnya. 

Artinya ada peningkatan anggaran sebesar Rp389,4 miliar/tahun dari alokasi gaji era Jokowi ke era Prabowo. Lima tahun ke depan Rp 389,4 miliar x 5 = Rp 1,947 miliar atau Rp 1,95 triliun yang harus diinvestasikan kas negara. 

Caelius menegaskan, perkiraan tersebut merupakan perhitungan sederhana dalam menilai nilai fiskal situs tersebut, tanpa mempertimbangkan biaya pembangunan gedung baru. 

Nomor yang lebih akurat akan tersedia ketika layanan baru ini didirikan. Namun angka tersebut setidaknya menggambarkan potensi pertumbuhan anggaran yang dapat ditimbang APBN

Jika dilihat dari pertumbuhannya, hampir setara dengan Anggaran Kementerian Penguatan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) tahun 2025 yang sebesar Rp360 miliar.  

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *