Bisnis.com, Jakarta – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) Nixon LP. Napituplu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming memberikan alasan dibalik pembahasan turunnya pajak bumi dan bangunan sebesar 16% pada masa rezim Rakar.
Pembicaraan mengenai penghapusan pajak bumi dan bangunan pertama kali disuarakan pekan lalu oleh Hashim Jojohadikusumo, Ketua Satgas Perumahan dan adik dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Dalam skema tersebut, pemerintah menghapus pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 11% dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar 5% dari harga rumah. Ceramah ini konon baru digulirkan pada 1-3 tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran.
Nixon mengatakan, pidato penghapusan pajak bumi dan bangunan merupakan usulan yang diajukan perusahaan. Menurutnya, PPN dan BPHTB sebaiknya dihapuskan demi mencapai target pemerintah membangun 3 juta rumah di masa depan.
“Salah satu syarat tercapainya target 3 juta unit rumah adalah dengan mengurangi biaya-biaya awal yang selama ini menjadi beban masyarakat untuk memiliki rumah,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (15/10/2024). .
Selain itu, usulan pembebasan pajak akan menyasar tiga jenis rumah bersubsidi, yaitu townhouse, rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan townhouse.
Nixon mengatakan, bank emiten pelat merah ini menawarkan insentif berupa premi asuransi atau premi penjaminan rumah perkotaan yang diperkirakan akan ditanggung negara.
Jika biaya premi asuransi dihilangkan, sekitar 20% dari biaya awal akan hilang untuk meningkatkan kemampuan masyarakat membeli rumah.
“Saat ini yang menyulitkan masyarakat untuk membeli rumah bukanlah DP [uang muka] melainkan biaya PPN, BPHTB dan asuransi, yang semuanya harus dibayar tunai dan tidak dicicil total biayanya sekitar 20 – 21%,” kata Nixon.
Di sisi lain, dia mengatakan pembebasan PPN tidak serta merta mengakibatkan hilangnya pendapatan negara karena nantinya masyarakat membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) setiap tahunnya. Dengan demikian, pendapatan negara tetap terjaga.
“Singkatnya, penerimaan PBB terus berlanjut setiap tahun, sedangkan PPN hanya dibayarkan satu kali. Jadi idenya untuk mengurangi beban di awal, agar masyarakat bisa mencicil ringan untuk membeli rumah,” pungkas dia.
Semua pembicaraan sejauh ini masih bersifat usulan dan belum diputuskan. Namun Nixon berharap semua biaya tersebut bisa diampuni dan target pembangunan 3 juta unit yang diusung Prabowo-Gibran bisa tercapai.
________________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel