Bisnis.com, JAKARTA – Impor minyak bumi pada Januari hingga September 2024 tercatat mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 7,69%.

“Impor produk minyak bumi pada Januari-September meningkat 7,69% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata perseroan. Kepala Badan Pusat Statistik (CSA) Amalia A. Vidyasanti pekan lalu. 

Amalia menjelaskan, secara keseluruhan, total nilai impor sebesar US$170,87 miliar atau meningkat 3,86% (YoY). Terdiri dari impor migas (migas) sebesar US$26,74 miliar dan impor nonmigas sebesar US$144,13 miliar. 

Jika kita berbicara secara khusus tentang impor minyak dan gas, maka yang terutama adalah impor produk minyak bumi. Antara bulan Januari dan September, sektor ini menyumbang US$19 miliar. Artinya, impor produk minyak bumi mencapai 71% dari total nilai impor migas. Sisanya adalah minyak mentah dan gas.

Berdasarkan dokumen yang diterima Bisnis, impor produk minyak bumi terdiri dari bahan bakar motor dan produk minyak ringan, bahan bakar penerbangan, bahan bakar solar dan produk minyak bumi lainnya. 

Pertamax dengan tingkat RON 90 hingga 96 (HS 27101224) tercatat menjadi produk penyumbang impor terbesar yakni US$9,16 miliar pada Januari hingga September 2024. 

Dari sisi volume, impor barang Pertamax ke dalam negeri tercatat sebesar 11,71 juta ton pada tahun ini. 

Pada periode yang sama, Indonesia mengimpor barang HSD atau high speed diesel (HS 27101971) sebanyak 5,1 juta ton atau setara US$3,83 miliar. 

Sedangkan untuk turbin penerbangan atau avtur (HS 27101981), Indonesia mengimpor avtur sebanyak 1,03 juta ton senilai US$806 juta.

Sementara itu, peningkatan impor minyak terjadi seiring dengan turunnya harga energi, terutama karena turunnya harga minyak mentah.

Dimana harga energi pada bulan September 2024 ditetapkan sebesar US$95,39 atau mengalami penurunan secara tahunan dan bulanan masing-masing sebesar 18,97% (YoY) dan 7,07% (Senin-Bulan/Juta).

Sedangkan menurut Reuters, pada Senin (14/10/2024) harga minyak mentah berjangka Brent turun $1,26 atau 1,59% menjadi $77,78 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTU) AS turun US$1,20 atau 1,59% menjadi US$74,36 per barel.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *