Bisnis.com, Jakarta – Kinerja ByteDance, induk perusahaan TikTok, menurun dalam beberapa tahun terakhir. Pendapatan iklan yang biasanya menjadi tulang punggung justru turun drastis.
Pertumbuhan pendapatan iklan triwulanan ByteDance di Tiongkok telah melambat menjadi kurang dari 17% dari hampir 40% pada tiga kuartal pertama tahun 2024, mengutip LatePost. Sementara target tersebut tidak tercapai dalam dua kuartal terakhir.
“Kelemahan bisnis e-commerce patut disalahkan karena lebih dari separuh pendapatan iklan ByteDance berasal dari pedagang yang membuka toko di platformnya,” tulis LatePost, Selasa (22/10/2024), mengutip Business.
Doujin, salah satu anak perusahaan ByteDance, memproyeksikan pertumbuhan pendapatannya sebesar 60% tahun-ke-tahun pada awal tahun 2024, turun dari 20% tahun-ke-tahun pada bulan September tahun lalu.
Persaingan untuk mendapatkan harga rendah di pasar yang ketat justru menyebabkan perlambatan bisnis. Strategi pelarangan pita yang diharapkan membuahkan hasil positif, pada akhirnya terbukti membuahkan hasil. Belum lagi, aktivitas live streaming memerlukan pembagian pendapatan dengan tuan rumah. Sekarang sulit untuk menurunkan harga produk
Artinya peluang monetisasi layanan berbasis live streaming masih terbatas. Pada pertengahan tahun ini, pendapatan iklan dari skenario ini kurang dari 5% dari total pendapatan.
Selain itu, beberapa tindakan defensif yang diambil oleh pesaing memperlambat laju ekspansi ByteDance.
Salah satu pesaing yang paling menonjol adalah Meetuan, yang telah memperkenalkan mode streaming langsung baru dengan menambahkan komponen komisi dan penawaran penjualan kepada pedagang. Model inilah yang akhirnya menyerang ByteDance.
Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan saluran WA