Bisnis.com, JAKARTA – Martha Tilaar Group mengungkapkan kondisi industri kosmetik dalam negeri masih dalam tren pertumbuhan positif meski mulai menunjukkan tanda-tanda melemahnya daya beli pada kuartal III 2024.
CEO Martha Tilaar Group Kilala Tilaar mengatakan industri kosmetik tanah air terus berkembang pesat, khususnya perawatan kulit dan parfum dalam beberapa tahun terakhir.
“Industri ini semakin ramai dan kompetitif, kalau ada yang bilang Laut Merah, sekarang Laut Hitam karena pemainnya banyak sekali,” kata pria yang akrab disapa Kiki itu dalam agenda konferensi Indonesia Industry Outlook 2025, Rabu ( 23/10/2024).
Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), industri kosmetik terus mengalami pertumbuhan. Pada periode 2010-2019 terdapat 700 pihak yang terdaftar di industri, pada bulan September 2024 terdapat 1.700 pihak yang terdaftar di industri kosmetik.
Pangsa pasar industri kosmetik dalam negeri mencapai US$ 1,93 miliar per tahun dengan pertumbuhan stabil sebesar 5,16% year-on-year (YoY). Ia menilai pasar kosmetik dalam negeri masih sangat kompetitif.
“Pada tahun 2021-2023, rata-rata pendapatan akan meningkat, meski saat ini menurun, namun kebutuhan [konsumen] akan perawatan diri masih meningkat. Baru di kuartal III sepertinya ada sedikit penurunan, di kuartal ketiga dan memasuki kuartal keempat justru penurunannya cukup tipis,” ujarnya.
Ia menjelaskan, produk perawatan kulit mulai menjamur pasca pandemi saat masyarakat tidak berpergian, sehingga seringkali perawatan kulit dibutuhkan untuk pemeliharaan.
Pasca pandemi berakhir, bisnis perawatan kulit terus berkembang karena munculnya kesadaran akan gaya hidup sehat, antara lain perawatan kulit, perawatan rambut, perawatan wajah dan lainnya.
“Apakah skin care-nya bakalan kurang? Saya kira tidak karena skin care itu kan maintenance, mau tidak mau itu rutinitas sehari-hari. Semua harus cuci muka, semua harus pakai sunblock dan krim malam,” ujarnya. dikatakan. . menjelaskan.
Riset terbaru Investure bertajuk Indonesia Industry Outlook 2025 menunjukkan, di tengah menurunnya daya beli masyarakat kelas menengah, konsumsi industri kosmetik, termasuk parfum, masih tetap bertahan. Produk yang dimaksud adalah parfum, tabir surya, dan produk rambut.
Selain itu, laporan tersebut menyebutkan bahwa 58% konsumen, khususnya Gen Z, meyakini merek kosmetik atau perawatan kulit lama masih relevan dari segi kualitas sehingga memiliki tingkat kepercayaan konsumen yang tinggi.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel