Bisnis.com, Jakarta – Pemerintahan baru Prabowo Subianto sebaiknya fokus merekrut tenaga kerja di sektor formal agar tidak beralih ke sektor informal.
Peter Abdullah, Direktur Eksekutif Segara Institute, mengatakan banyak pekerja saat ini tidak bekerja di sektor formal. Mereka akhirnya memilih sektor informal seperti pekerja berupah harian, pekerja kontrak pabrik, dan pekerja GIG seperti ojek online (ozol) atau taksi online.
Ia mengatakan, pertumbuhan angkatan kerja baru sekitar 3-4 juta orang setiap tahunnya. Sedangkan ketersediaan lapangan kerja formal hanya mampu menyerap sekitar 1 juta tenaga kerja.
Saat ini perekonomian Indonesia hanya mampu menyerap 200.000 pekerja sektor formal untuk setiap 1% pertumbuhan ekonomi. Dengan PDB sekitar 5%, sektor formal hanya mampu mempekerjakan 1-1,2 juta pekerja per tahun.
Pengumpulan pekerja informal karena pemerintah belum menyediakan lapangan kerja formal, kata Pitter dalam keterangannya, Sabtu (19/10/2024).
Menurutnya, dampak disparitas antara peningkatan lapangan kerja formal dan peningkatan angkatan kerja menyebabkan banyak angkatan kerja memilih pekerjaan informal seperti ojole untuk menjamin biaya hidup.
Menurut survei yang dilakukan Segara Institute, pekerjaan informal seperti supir taksi dan supir sepeda motor lebih menarik minat pelajar dibandingkan pekerjaan informal lainnya.
Hasil survei menunjukkan 26,53% pengemudi taksi online dan 17,42% pengemudi OJOL merupakan lulusan sarjana.
Berdasarkan hasil survei, mayoritas angkatan kerja bekerja sebagai pengemudi ojek dan ojek online karena keduanya memiliki banyak keunggulan dibandingkan sektor informal lainnya.
Pertama dari segi pendapatan yang lebih tinggi, rata-rata pendapatan bulanan mereka masing-masing sebesar Rp7,23 juta per bulan dan Rp5,36 juta per bulan. Sedangkan pekerjaan informal lainnya seperti supir tradisional rata-rata hanya memperoleh pendapatan Rp4,79 juta per bulan.
Kemudian yang kedua adalah dari segi jaminan keselamatan kerja dan perlindungan tenaga kerja. Rata-rata, pengemudi taksi online dan offline mendapatkan manfaat dari kedua fitur tersebut. Sementara itu, pekerja informal lainnya menyatakan hanya sedikit dari mereka yang menerima fasilitas tersebut.
Terakhir, berdasarkan waktu atau jam kerja. Ozol atau taksi online mempunyai jam kerja yang lebih fleksibel dalam pengaturan jam kerjanya.
Oleh karena itu, Peter berharap pemerintah memberikan dukungan kebijakan yang tepat terhadap citra pekerja informal, sehingga regulasi yang ada dapat melindungi pekerja informal, termasuk di industri pertambangan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA