Putin Jadi Tuan Rumah KTT BRICS 2024, Perang Lawan Ukraina Jadi Sorotan

Bisnis.com, JAKARTA – Rusia menjadi tuan rumah KTT BRICS yang digelar pada 22-24 Oktober 2024 di kota Kazan. 

Merujuk Reuters pada Selasa (22/10/2024), Rusia ingin menunjukkan semakin besarnya pengaruh dunia non-Barat di tengah tekanan negara-negara anggota BRICS seperti China, India, Brasil, dan dunia Arab kepada Presiden Vladimir Putin untuk mencari jalan keluar. jalan. . mengakhiri perang di Ukraina.

Putin, yang menganggap negara-negara Barat sebagai penjahat perang, mengatakan kepada wartawan dari negara-negara BRICS bahwa “BRICS tidak menentang siapa pun”, dan bahwa perubahan yang mengarah pada pertumbuhan global hanyalah sebuah kenyataan.

“Ini adalah perkumpulan negara-negara yang bekerja sama berdasarkan nilai-nilai yang sama, visi pembangunan yang sama, dan yang terpenting prinsip mempertimbangkan kepentingan masing-masing,” ujarnya.

KTT BRICS dan para pemimpin keuangan dunia bertemu di Washington di tengah perang di Timur Tengah dan Ukraina, lesunya perekonomian Tiongkok dan kekhawatiran bahwa pemilihan presiden AS dapat memicu perang dagang baru.

Putin, yang memerintahkan pasukannya ke Ukraina pada tahun 2022 setelah delapan tahun berperang di Ukraina timur, menjawab pertanyaan dari jurnalis BRICS tentang prospek gencatan senjata di Ukraina.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Putin menjawab, pihaknya tidak akan menyerahkan empat wilayah di Ukraina timur yang menurutnya kini menjadi bagian Rusia, meski beberapa wilayah tersebut masih berada di luar kendalinya. Dia menambahkan bahwa Rusia ingin kepentingan keamanan jangka panjangnya diperhitungkan di Eropa.

Dua sumber Rusia mengatakan, meski perundingan meningkat di Moskow mengenai kemungkinan perjanjian gencatan senjata, tidak ada hasil konkret yang dihasilkan. Selain itu, perhatian global juga tertuju pada hasil pemilihan presiden Amerika Serikat yang akan digelar pada 5 November 2024.

Rusia saat ini menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang direbut dan dianeksasi secara sepihak pada tahun 2014. Rusia juga menguasai sekitar 80% wilayah Donbas, wilayah batubara dan baja yang terdiri dari wilayah Donetsk dan Luhansk serta lebih dari 70 wilayah. % dari Zaporizhzhya dan Kherson.

Putin mengatakan negara-negara barat kini memahami bahwa Rusia akan menang, namun terbuka untuk melakukan pembicaraan berdasarkan rancangan perjanjian gencatan senjata yang dicapai di Istanbul pada April 2022.

Menjelang KTT BRICS, Putin bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan untuk pembicaraan informal yang berlangsung hingga tengah malam di kediamannya di Novo-Ogaryovo di luar Moskow.

Putin memuji Sheikh Mohammed dan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, yang tidak akan menghadiri pertemuan puncak di Kazan, atas upaya mediasi mereka di Ukraina.

“Saya berjanji bahwa kami akan terus berupaya ke arah ini. Kami siap melakukan segala upaya untuk menyelesaikan krisis ini dan demi perdamaian, demi kepentingan kedua belah pihak,” kata Sheikh Mohammed kepada Putin.

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi akan hadir, meskipun Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva membatalkan perjalanannya mengikuti saran medis untuk sementara waktu menghindari penerbangan panjang setelah menderita cedera kepala di rumah karena pendarahan otak kecil.

Akronim BRIC diciptakan pada tahun 2001 oleh kepala ekonom Goldman Sachs Jim O’Neill dalam sebuah makalah penelitian yang menggambarkan potensi pertumbuhan yang sangat besar di Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok pada abad ini.

Rusia, India, dan Tiongkok mulai bertemu secara lebih formal, dan akhirnya Brasil, Afrika Selatan, Mesir, Etiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab bergabung. Arab Saudi tidak resmi bergabung.

Sementara itu, kelompok BRICS kini mencakup 45% populasi dunia dan 35% perekonomian dunia, berdasarkan daya beli. Namun tercatat bahwa Tiongkok menyumbang lebih dari separuh kekuatan ekonomi kelompok BRICS.

Pangsa BRICS terhadap PDB global diperkirakan akan meningkat menjadi 37% pada akhir dekade ini, sementara pangsa negara-negara Barat yang termasuk dalam G7 akan turun menjadi sekitar 28% dari 30% pada tahun ini, menurut data dari Dana Moneter Internasional. . Dana (IMF).

Rusia sedang berusaha meyakinkan negara-negara BRICS untuk membangun platform pembayaran internasional lain yang bebas dari sanksi Barat.

Namun perpecahan sedang terjadi di BRICS. Tiongkok dan India, pembeli terbesar minyak Rusia, memiliki hubungan yang sulit, meskipun hanya ada sedikit pemahaman mengenai kerugian antara negara-negara Arab dan Iran.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *