Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan perbankan mencapai Rp 8.434,1 triliun, naik 6,7% year-on-year (y-o-y) one year) pada September 2024.
Berdasarkan Laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis BI, angka tersebut sedikit melambat dibandingkan tahun lalu hingga Agustus 2024 sebesar 6,8%. Pada bulan kesembilan tahun ini, dunia usaha terus memimpin peningkatan simpanan bank dan mencatat pertumbuhan dua digit.
Berdasarkan kelas nasabah, DPK korporasi meningkat sebesar 13,5% year-on-year, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya, kata BI dalam laporannya, Selasa (22 Oktober 2024).
Sedangkan DPK individu meningkat 0,6% year-on-year. Angka ini juga melambat dibandingkan Agustus 2024, dengan kenaikan tahunan sebesar 1,0%.
Kecenderungan perlambatan DPK perorangan terus terjadi sejak awal tahun. Pada Januari 2024, pertumbuhan DPK ritel masih sebesar 5,4% dan semakin menurun hingga berada di bawah 1% pada bulan kesembilan tahun ini.
Giro menurut jenis tabungan meningkat sebesar 8,0% pada September 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang meningkat sebesar 8,4%.
Pada saat yang sama, tabungan meningkat sebesar 7,2% tahun-ke-tahun, dibandingkan kenaikan bulan sebelumnya sebesar 6,2%. Sebaliknya, simpanan, yaitu tabungan berjangka, meningkat sebesar 5,3% secara tahunan di bulan September setelah perbandingan tahunan sebesar 6,2% di bulan Agustus 2024.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan likuiditas perbankan masih memadai dibuktikan dengan tingginya rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 25,40% pada September 2024.
Rasio kecukupan modal (CAR) bank juga berada pada angka 26,69% pada Agustus 2024, yang dinilai relatif kuat dalam penyerapan risiko dan dukungan pertumbuhan kredit.
Menurut dia, ketahanan permodalan dan likuiditas perbankan juga didukung oleh terjaganya solvabilitas dan profitabilitas perusahaan, berdasarkan hasil stress test perbankan terkini.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan KSSK ke depan untuk memitigasi berbagai risiko yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan,” kata RDG BI dalam konferensi pers, Rabu (16/10/2024).
Berita dan artikel lainnya dapat Anda lihat di Google News dan WA Channel