Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan adanya peningkatan simpanan pihak ketiga (DPK) atau simpanan perbankan pada triwulan IV tahun 2024 dibandingkan triwulan sebelumnya (quarter-on-quarter/QtQ).

Mengutip Survei Perbankan terbaru yang dirilis BI, prakiraan tersebut menunjukkan peningkatan saldo tertimbang (WBT) DPK sebesar 89,3%, naik dari 84,5% pada triwulan sebelumnya.

“Peningkatan pertumbuhan penyimpanan diperkirakan terjadi pada semua jenis perangkat,” tulis BI dalam laporannya, Selasa (22/10/2024).

Berdasarkan jenis tabungannya, WBT tabungan diperkirakan mencapai 93,2%, WBT deposito 88,8%, dan WBT giro 85,5%.

Selain itu, pertumbuhan DPK juga diperkirakan akan tetap tinggi hingga akhir tahun 2024, seiring dengan prediksi WBT untuk penghimpunan DPK tahun ini positif sebesar 89,3%. Namun angka tersebut lebih rendah dibandingkan WBT tahun sebelumnya sebesar 93,7%.

Dalam laporan tersebut, BI juga memperkirakan adanya distribusi utang baru pada triwulan IV tahun 2024 dibandingkan triwulan sebelumnya (quarter-on-quarter/QtQ). SBT diperkirakan menyalurkan kredit baru sebesar 88,3%, naik dari SBT pada triwulan sebelumnya sebesar 80,6%.

Prioritas utama responden untuk membayar pinjaman baru pada triwulan terakhir tahun ini juga dinilai sama dengan periode-periode sebelumnya, yaitu pinjaman untuk proyek modal, kemudian pinjaman investasi, dan kredit konsumen.

“Untuk kredit konsumsi, rasio Kredit Pemilikan Rumah [KPR]/Kredit Pemilikan Apartemen [KPA] masih menjadi prioritas utama, disusul Kredit Tujuan Khusus dan Kredit Kendaraan Bermotor [KKB],” jelas BI.

Sebelumnya BI mencatat simpanan perbankan mencapai Rp 8.434,1 triliun, tumbuh 6,7% secara tahunan (year-on-year) sejak September 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengatakan, jumlah uang yang diperoleh perbankan sama seperti yang terlihat pada rasio Alat Likuid dan Bagiannya (AL/DPK) sebesar 25,40% hingga September 2024.

Hingga Agustus 2024, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan juga tercatat sebesar 26,69% ​​yang dinilai cukup kuat dalam menyerap risiko dan meningkatkan pertumbuhan kredit.

Menurutnya, bank sentral dan ketahanan keuangan mendukung kesulitan dan profitabilitas perusahaan, berdasarkan hasil stress test bank baru-baru ini.

“Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan kerja sama dengan KSSK untuk mengurangi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan,” ujarnya dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (16/10/2021). 2024). .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *