Hibank Ungkap Kondisi Kredit UMKM saat Daya Beli Masyarakat Turun

Bisnis.com, Jakarta – Bank digital besutan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), yaitu Hibank mencatat pembayaran pinjaman UMKM masih terus tumbuh, mencapai 60% pada tahun ini, yakni year to date, di tengah menurunnya daya beli masyarakat. 

Presiden Direktur Hibank Indonesia Jenny Wirianto mengatakan rencana perseroan selama ini adalah menciptakan permintaan bagi UMKM untuk menaikkan kelasnya secara publik.

“Jadi apa yang kita dapat dari masyarakat akan kita kembalikan ke masyarakat, ketika kita punya bank komunitas maka risiko kreditnya berkurang dan biaya perolehan serta biaya bunganya juga berkurang,” ujarnya di Jakarta, Kamis. (10/10/2024).

Selain itu, Jenni mengatakan kualitas kredit UMKM di Hibank tergolong baik dengan rasio kredit bermasalah (NPL) kurang dari 1%. Menurut dia, salah satu alasan menjaga kualitas pinjaman adalah strategi Hibank yang fokus pada rantai pasokan yang memberikan pinjaman. 

“Strategi yang kami terapkan adalah integrasi ke dalam rantai pasok, sehingga risiko terkait lebih bisa dikelola,” ujarnya.  

Selain segmen UMKM, perseroan juga terus mengukur pertumbuhan di segmen non-UMKM, meski pertumbuhannya sedikit lebih rendah, kata Janney karena Hibank beroperasi di ekosistem UMKM digital.

“Jadi orang tua atau prinsipallah yang mempunyai ekosistem atau ekosistem tingkat rendah, makanya pelan-pelan kita ubah menjadi UMKM,” ujarnya. 

Seperti diketahui, kredit pada sektor UMKM sedang mengalami perlambatan. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit UMKM tumbuh 4,42% pada Agustus 2024, turun 8,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Direktur Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Diane Edina Ray mengatakan rasio kredit bermasalah (NPL) UMKM meningkat 7 basis poin (bps) year-on-year dan 1 bps bulanan (mtm) menjadi 4,05%. 

Sementara itu, Loan at Risk (LAR) UMKM terus menurun hingga 13,11% secara bulanan, yakni Juli 2024 menjadi 13,26% dan Agustus 2023 menjadi 16,06%.

“Peningkatan NPL UMKM dan penurunan LAR UMKM diperkirakan disebabkan oleh berakhirnya restrukturisasi utang terkait pandemi Covid-19,” ujarnya seperti dikutip, Rabu (9/10/2024).

Selain itu, LAR UMKM saat ini sebesar 13,11% juga mendekati angka sebelum pandemi yakni Desember 2019 yaitu sebesar 12,74%.

Dian juga menyampaikan pertumbuhan kredit UMKM jauh lebih lambat dibandingkan kredit non UMKM, sehingga pangsa kredit UMKM terhadap total kredit tercatat sebesar 19,64%, meski meningkat dari bulan lalu sebesar 19,56%, namun angka tersebut turun 96%. dari 20 tahun lalu. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *