Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi jiwa PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menyoroti tantangan dan peluang pertumbuhan asuransi di Indonesia yang saat ini rendah dan menurun.
Manajer Risiko & Kepatuhan Prudential Indonesia Maria Rosalind mengatakan, masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum memahami produk asuransi. Secara khusus, hal ini memainkan peran penting dalam menjamin masa depan yang lebih baik melalui pengelolaan keuangan yang baik sejak usia dini.
Maria mengatakan kepada Bisnis, Minggu (13/10/2024), “Hal ini dikarenakan informasi asuransi dinilai sulit dan informasi tersedia di kota-kota besar di Indonesia.”
Maria menjelaskan, Indonesia telah mengalami kemajuan dalam beberapa tahun terakhir dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca dan menulis. Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Badan Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan tingkat edukasi keuangan pada tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 65,4% dibandingkan tahun 2022.
Meski demikian, ia mengatakan masih terdapat ruang perbaikan yang signifikan, khususnya pada literasi asuransi, yang angkanya masih lebih rendah dibandingkan literasi keuangan. Pada tahun 2022, angka melek huruf akan tetap sebesar 31,72%, sedangkan angka cakupan asuransi hanya mencapai 16,63%, di bawah angka yang dianggarkan sebesar 74,03%.
“Yah, literasi keuangan dan asuransi adalah dua hal yang berjalan seiring karena keduanya memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk mengambil keputusan yang baik, melindungi aset mereka, dan mendukung kesejahteraan keluarga mereka,” kata Maria.
Sayangnya, kondisi baik tersebut tidak tercermin pada produk-produk yang sudah ada. Maria menilai hal ini disebabkan kurangnya informasi karena banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami pentingnya asuransi hingga akhirnya tidak bisa mengambil keputusan untuk mulai menawarkan produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam hal ini, Maria melihat peluang untuk bekerja sama dengan pemerintah dan industri asuransi. Pemerintah sendiri memiliki program kegiatan keuangan nasional (Intensifikasi). Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keuangan dan asuransi secara umum pada tingkat nasional di provinsi, kota, daerah dan 3T dengan fokus khusus pada peningkatan pengetahuan manfaat asuransi dan penyederhanaan produk asuransi.
“Program ini memberikan kesempatan bagi seluruh perusahaan asuransi di Indonesia untuk bekerja sama, menyatukan sumber daya dan keahlian untuk memperluas dan mencapai pendidikan asuransi,” kata Maria.
Menurutnya, kemitraan ini tidak hanya akan memperkuat industri asuransi, tetapi juga membangun masyarakat yang aman dan berdaya secara finansial serta dapat berinvestasi dalam kehidupan, masa depan, dan keluarganya.
“Prudential Indonesia hadir dan berkomitmen mendukung program peningkatan upaya peningkatan pengetahuan tentang asuransi di Indonesia. Kami meyakini asuransi tidak boleh hanya dilihat sebagai produk keuangan, namun sebagai jaring pengaman yang melindungi keluarga dari berbagai risiko di masa depan,” tutupnya.
Dalam pemberitaannya, OJK melaporkan pendapatan asuransi di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2020 hingga 2023. Trennya semakin menurun setiap tahunnya yaitu 3,11%, 3,05%, 2,71% dan 2,59%. Pemerintah memperkirakan cakupan asuransi akan mencapai 3,2% pada tahun 2027.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA