Bisnis.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat masuknya modal asing senilai Rp 2,84 triliun ke pasar keuangan Tanah Air pada pekan ini atau sepanjang 7-10 Oktober 2024. Para ekonom meyakini hal tersebut disebabkan investor kembali ke AS. dia. Pasar keuangan (AS).
Banjaran Surya, Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI), menjelaskan investor masih cenderung ragu untuk menanamkan modalnya di pasar keuangan emerging atau berkembang.
Dia menjelaskan bahwa perekonomian Tiongkok kemungkinan tidak akan pulih dalam waktu dekat karena tanda-tanda pembatasan stimulus ekonomi. Ditambahkannya, “Risiko geopolitik yang masih tinggi menyebabkan fluktuasi harga bahan baku sehingga menyebabkan modal asing dari negara berkembang kembali ke Amerika.”
“[AS] 2024).
Meski demikian, ia meyakini secara umum investor akan lebih tertarik pada pasar keuangan di negara berkembang di masa depan. Oleh karena itu, kami berharap arus keluar modal asing dari pasar keuangan Indonesia tidak terjadi.
“Dalam tren pelonggaran moneter global yang dipimpin oleh Federal Reserve (dipimpin oleh AS)
Modal asing meninggalkan RE
Sebelumnya, Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso merinci pada pekan ini terjadi aliran masuk modal asing senilai Rp4,37 triliun di pasar surat berharga milik negara (SBN). Meski demikian, investor asing lebih banyak menjual kepemilikannya di pasar saham dan surat berharga Rupiah Indonesia (BPRS).
Berdasarkan data perdagangan 7-10 Oktober 2024, nonresiden [investor asing] mencatatkan penjualan bersih Rp2,84 triliun, dibandingkan penjualan bersih Rp4,47 triliun di pasar saham dan Rp4,47 triliun di pasar SBN. Penjualan bersih SRBI sebesar Rp 2,73 triliun, kata Denny dalam keterangannya, Jumat (10 November 2024).
Saat ini, sejak 1 Januari hingga 10 Oktober tahun ini atau 2024, total aliran modal asing masuk sebesar Rp46,68 triliun di pasar saham, Rp41,19 triliun di pasar SBN, dan Rp193,61 triliun di pasar SRBI.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, premi credit default swap (CDS) lima tahun Indonesia tercatat sebesar 68,30 basis poin pada 10 Oktober 2024, dibandingkan 67,25 basis poin pada 4 Oktober 2024.
Sementara itu, imbal hasil SBN tenor 10 tahun tercatat turun dari 6,67% pada Kamis (10 Oktober 2024) menjadi 6,65% pada Jumat pagi (10 November 2024).
Sementara nilai tukar rupiah tercatat menguat dari Rp 15.660 per dolar AS. dia. Dolar pada penutupan Kamis sore di Rp 15.640 per dolar AS. (10 Oktober 2024).
Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.