Bisnis.com, JAKARTA – Produsen unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) berencana membagikan dividen tunai interim sebesar Rp 813,93 miliar tahun buku 2024 pada akhir bulan ini. Bagaimana masa depan saham setelah membayar dividen interim?
Berdasarkan keterbukaan tersebut, manajemen Japfa menjelaskan, pembagian dividen interim tersebut terkait dengan keputusan direksi perseroan yang disetujui Dewan Pengawas pada 9 Oktober 2024.
“Perseroan akan membagikan dividen tunai interim sebesar Rp 813.936.893.070 atau Rp 70 per saham untuk tahun buku 2024,” tulis manajemen Japfa dalam keterangannya yang dikutip, Sabtu (12/10/2024).
Dividen tunai interim tersebut akan diambil dari laba bersih JPFA periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2024. Pada semester I/2024, laba bersih tahunan (YoY) JPFA meningkat 1,704% menjadi Rp 1,47 triliun.
Rasio pembayaran dividen interim JPFA sekitar 55% dari laba bersih enam bulan pertama tahun 2024.
Japfa menjadwalkan pembagian dividen interim pada 21 Oktober 2024 dan 23 Oktober 2024 di pasar spot, pasar reguler, dan pasar negosiasi. Selain itu, dividen interim eks JPFA akan dibayarkan pada 22 Oktober 2024 untuk dividen reguler dan negosiasi. pasar dan pada tanggal 24 Oktober 2024 di pasar uang.
JPFA akan menerapkan record date bagi pemegang saham yang berhak menerima dividen interim pada 23 Oktober 2024. Sedangkan pembayaran dividen interim akan dilakukan pada 29 Oktober 2024.
Harga saham JPFA menunjukkan tren kenaikan seiring dengan pembayaran dividen interim. Pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (10/11/2024), harga saham JPFA anjlok 1% ke Rp 1.490 per saham. Meski demikian, harga saham JPFA masih menguat 3,11% pada pekan perdagangan.
Harga saham JPFA masih berada di zona hijau atau naik 26,27%/ytd.
Senior market chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Adji Gusta mengatakan, saham emiten tersebut secara umum akan terkonsolidasi saat pembagian dividen. Sementara itu, menurut dia, penguatan saham JPFA didorong oleh positifnya kebijakan pemerintah dan pemberian makanan bergizi gratis.
“Alirannya akan datang. “Pasar menantikan program stimulus pemerintah yaitu makanan bergizi gratis,” ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Menurut dia, program ini dapat merangsang konsumsi dalam negeri. “Hal ini terjadi dalam rangka menjaga konsumsi dalam negeri melalui belanja negara,” ujarnya.
Research Group Samuel Sekuritas juga menilai produsen unggas seperti JPFA masih menatap masa depan karena mendapat tanggapan positif dari kebijakan pakan gratis bergizi dari pemerintah.
Namun mulai paruh kedua tahun 2024, harga ayam hidup dan day old chick control (DOC) akan turun. Belakangan, harga komoditas jagung dalam negeri meningkat terutama disebabkan oleh rata-rata curah hujan di luar Pulau Jawa yang dapat mempengaruhi hasil panen.
“Ke depan, kami memperkirakan harga komoditas akan terus meningkat akibat musim hujan dan kemungkinan efek La Niña,” tulis Samuel Securitas Research Group bulan lalu (25/9/2024).
Faktanya, La Nina dapat mempengaruhi produksi jagung sehingga meningkatkan harga bahan baku unggas tersebut.
Samuel Securitas sendiri merekomendasikan beli JPFA dengan target harga Rp 1.910.
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis menunjukkan ada 14 saham yang menawarkan penawaran beli untuk JPFA. Satu sekuritas merekomendasikan penangguhan, yang lainnya merekomendasikan penjualan. Target harga saham JPFA adalah Rp 1.916,67 untuk dua belas bulan ke depan.
________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk membujuk Anda membeli atau menjual saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA