Prospek PANI, CTRA, BSDE Cs Tersengat Wacana Penghapusan Pajak Properti

Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham sektor properti kembali menguat seiring dengan serangkaian stimulus positif, termasuk dimulainya siklus penurunan suku bunga yang disetujui dalam pembicaraan penghentian pajak properti pada masa pemerintahan Prabowo – Gibran. 

Naik turunnya saham-saham sektor properti terlihat dari terpantaunya indeks BEI Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia. Untuk setahun penuh 2024, indeks diperkirakan sebesar 15,49%. Namun BEI Real Estate menguat 28,34% dalam 3 bulan terakhir. 

Kenaikan indeks tersebut disebabkan banyaknya saham emiten dengan kapitalisasi pasar yang besar. Posisi top leader BEI Properti & Real Estate selama 3 bulan terakhir ditempati oleh saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANCI). 

Penyedia aset ventura patungan Grup Agung Sedayu dan Grup Salim meningkat 136,11% dalam 3 bulan dan menetap di Rp 12.750 per saham pada akhir perdagangan Rabu (16/10/2024). 

Pada periode yang sama, saham PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) melonjak 75%, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) menguat 25,24%, saham PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) melonjak 22,01%, begitu pula saham PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) meningkat 23,48% dan saham PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) yang naik 76,81% dalam 3 bulan terakhir ke posisi Rp 244. 

Sedangkan saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk. (SMDM) paling menguntungkan dalam 3 bulan terakhir setelah naik 147,24% menjadi Rp 2.020 seiring rencana Sinar Mas Land mengakuisisi lebih banyak saham. 

Mendorong Kinerja Saham Indeks Real Estate dan Real Estate BEI

Pesatnya pergerakan saham-saham penyedia properti tidak lepas dari beberapa katalis positif di sektor tersebut. Dua diantaranya adalah perpanjangan Program Pajak Pertambahan Nilai Pemerintah (PPNDTP) hingga akhir Desember 2024 dan dimulainya siklus penurunan suku bunga yang ditetapkan The Fed dan Bank Indonesia pada bulan ini. 

Jelang peralihan pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo, angin segar kembali berhembus di sektor properti. Kali ini kabar tersebut datang dari oknum Hashim Djojohadikusumo – Ketua Satgas Perumahan sekaligus adik Presiden terpilih Prabowo Subianto pada pekan lalu.

Dalam program tersebut, pemerintah memotong Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11% dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar 5% dari harga rumah. Pembicaraan ini disebut-sebut sudah dimulai pada 1-3 tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Tim Analis Bareksa menilai, perundingan stimulus sektor real estate masih bersifat sementara dan menunggu persetujuan Kementerian Keuangan untuk diterapkan dalam rencana puasa 100 hari presiden terpilih.

Selain itu, fokus pemerintah saat ini masih tetap pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah [MBR] dimana pemerintah akan memberikan prioritas pada sektor tersebut,” tulis laporan Bareksa yang dikutip dari laman resminya, dikutip Kamis (17/10/2024).

Tim Analis Bareksa juga menilai beberapa saham terkait pemberitaan ini netral, antara lain BSDE, CTRA, SMRA, dan ASRI. Investor disarankan untuk wait and see karena beberapa penyedia properti besar di Indonesia tidak menargetkan sektor perumahan bersubsidi.

Namun Tim Analis Bareksa menyebut PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) memberikan subsidi unit rumah melalui proyek Citra Maja di Banten. Sementara itu, bank penyedia yaitu BBTN berpeluang memberikan dampak positif terhadap motivasi tersebut.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Vicky Rosalinda mengatakan, saham-saham sektor properti diperkirakan akan mendapat dorongan positif karena bank sentral diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga hingga akhir tahun ini.

“Sektor real estate dinilai paling menarik sesuai insentif pemerintah, yakni memperpanjang PPNDTP hingga akhir tahun ini,” kata Rosalinda kepada Bisnis, Senin (14/10/2024).

Sementara itu, Rosalinda mengatakan, wacana penghapusan pajak properti juga berdampak besar terhadap prospek saham properti dalam jangka pendek.

Pelaku pasar menerima pidato tersebut dengan baik. Hal ini tercermin dari penguatan harga indeks saham dibandingkan indeks lainnya pada pekan lalu. “Namun hal ini juga bersifat sementara dan menunggu persetujuan Kementerian Keuangan,” kata Rosalinda.

Indeks Kinerja Saham Real Estate Paling Menguntungkan BEI

Saham preferen Kiwoom Sekuritas di sektor properti adalah PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), dan PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON).

Di sektor properti, Analis NH Korindo Sekuritas Axell Ebenhaezer mengeluarkan rekomendasi overweight pada saham PWON dengan target harga saham Rp 575. Menurut dia, sektor properti masih akan kuat hingga akhir tahun ini. 

Pandangan ini didukung oleh penurunan suku bunga BI sebesar 25 basis poin dan dukungan dan perluasan skema PPNDTP sebesar 50 basis poin. Namun risiko terbesar dalam jangka menengah dan panjang adalah rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% pada tahun 2025. 

Pada tahun 2024, pendapatan PWON diperkirakan meningkat 10,1% menjadi Rp 6,82 triliun. Namun laba bersihnya diperkirakan turun tipis dari Rp 2,1 triliun pada 2023 menjadi Rp 1,91 triliun pada tahun ini.

Di sektor lahan industri, Analis BRI Danareksa Sekuritas Ismail Fakhri Suweleh mengafirmasi rating beli pada saham PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) dan PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA). 

Ismail mengatakan DMAS merupakan penyedia yang mampu menyediakan kebutuhan lahan industri, khususnya untuk data center. Pada saat yang sama, SSIA dipandang sebagai pemasok yang berpotensi menjadi tempat produksi utama bagi produsen kendaraan listrik. 

BRI Danareksa Sekuritas mematok target harga Rp 1.400 untuk SSIA sebagai opsi terbaik di sektor ini dan Rp 190 untuk saham DMAS. 

Penafian: informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *