Bisnis.com, Jakarta – Di saat daya beli masyarakat sedang menurun, pembelian setelah perusahaan keuangan menerima uang atau layanan pembayaran kini justru meningkat.
Nailul Huda, direktur Center for Economic and Legal Research (Celios), sebuah lembaga pemikir ekonomi digital, khawatir bahwa hal ini bisa menjadi bom waktu terkait dengan batasan aman pada rasio kredit atau pendanaan buruk (NPF).
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan pinjaman portofolio kelompok keuangan BNPL mencatat pertumbuhan dua digit pada periode Juni hingga Agustus 2024. Masing-masing tumbuh sebesar 47,81% (y/y) menjadi Rp7,24 triliun, kemudian sebesar 73,55% (y/y) menjadi Rp7,8 triliun, dan sebesar 89,20% (y/y) menjadi Rp7,99 triliun.
Di sisi lain, daya beli masyarakat berada dalam tren menurun, terlihat dari data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat inflasi selama lima bulan berturut-turut pada Mei hingga September 2024.
Namun NPF tersebut masih berada di bawah ambang batas sesuai ketentuan OJK. Total NPF perusahaan portofolio BNPL meningkat menjadi 2,52% pada Juni hingga Agustus 2024 menjadi masing-masing 3,07% dan 2,82%.
“Namun, jika simpanan nasabah jatuh tempo dalam beberapa bulan ke depan, nilai NPF bisa naik. Kalau tidak ada pembayaran angsuran, angsuran yang masuk akan terhenti. Jadi ada potensi gagal bayar. Akan lebih tinggi di tahun ini. masa depan,” katanya adalah dia.
Tuhan mengatakan, pembiayaan BNPL menjadi penyelamat bagi sebagian masyarakat karena tidak memiliki kualifikasi keuangan yang baik dan tidak bisa mendapatkan pembiayaan dari bank.
Meningkatnya minat terhadap BNPL akhirnya menyebabkan industri perbankan juga meluncurkan produk komersial serupa. Bedanya, Tuhan menilai industri perbankan lebih mampu mengendalikan kredit macet.
“Sebenarnya menurut saya BNPL akan lebih baik di industri perbankan karena sistem credit scoring mereka lebih baik karena peserta BNPL mereka berasal dari nasabahnya,” kata Bog. Jadi data historis transaksi keuangan lebih baik.”
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel