Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menaikkan target kredit perbankan menjadi 11-13 persen pada tahun 2025. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit pada tahun 2024 yang diperkirakan tetap berada di kisaran 10-12%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pandangan optimisnya didukung oleh kebijakan stimulus makroprudensial Bank Indonesia (KLM).

“Ini kebijakan makroprudensial, jadi kami masih yakin pertumbuhan kredit bisa mendekati batas atas 10-12% tahun ini. Tahun depan 11-13%,” ujarnya, Rabu (16/10/2024). ). 

Bahkan, BI sendiri sudah mengumumkan peralihan ke sektor prioritas pada awal tahun depan untuk kebijakan Stimulasi Likuiditas Makroprudensial (KLM). 

“Jadi, selanjutnya apa? Kita akan melakukan transformasi pada sektor-sektor yang menciptakan lapangan kerja,” ujarnya. 

Sementara itu, ia mengatakan insentif likuiditas ini akan diberikan kepada bank-bank yang aktif menyalurkan kredit ke sektor primer yang memiliki kontribusi besar terhadap penyerapan tenaga kerja dengan tingkat penyerapan tenaga kerja hingga 50 persen. Sektor-sektor tersebut meliputi perdagangan, eceran dan grosir, pertanian, dan industri manufaktur padat karya.

Selain itu, perbankan yang menyalurkan kredit pada sektor transportasi, pariwisata, dan ekonomi kreatif juga akan mendapat insentif likuiditas. Karena sektor-sektor ini menyumbang 20 persen lapangan kerja.

“Termasuk sektor perumahan, termasuk pembangunan perumahan rakyat. “Bagi bank yang menyalurkan kredit ke sektor ini, kami memberikan insentif likuiditas,” ujarnya. 

Tercatat, perbankan kini mendapat insentif kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) jika menyalurkan pinjaman ke sektor-sektor prioritas seperti berikut (minerba dan non-minerba), perumahan, pariwisata dan otomotif, komersial, lokal, dan sosial. 

Perry menegaskan, insentif KLM diberikan kepada bank yang menyalurkan kredit pada sektor prioritas berupa penurunan Giro Wajib Minimum (GWM). Besaran pengurangan GWM akan bergantung pada sektor dan jumlah pinjaman. 

Pada dasarnya BI memberikan insentif kepada KLM hingga 4%. Lebih detailnya, jika bank membiayai sektor prioritas maka insentif maksimalnya sebesar 2,2%, insentif bagi bank dengan RPIM di atas 30% sebesar 1,3%, dan insentif sektor hijau akan mendapat insentif sebesar 0,5%. 

Sementara itu, Perry mengatakan rata-rata perbankan kini mendapat dorongan sebesar 3,4 persen. “Kita akan naikkan hampir 4 persen. Tapi redistribusinya untuk sektor-sektor yang lebih condong ke dunia usaha. Tentu dengan dipastikan kredit bermasalah tidak lebih dari 5 persen,” jelasnya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *