Kisi-Kisi Kinerja BCA (BBCA) hingga Akhir 2024 dan Rekomendasi Sahamnya

Bisnis.com, JAKARTA – Hasil PT Bank Cental Asia Tbk. (BBCA) diperkirakan membaik setelah BI memangkas suku bunga acuan menjadi 6% pada September 2024. BCA diperkirakan akan melaporkan hasil keuangan kuartal III 2024 pada minggu ketiga Oktober.

Analis Bloomberg Intelligence Sarah Jane Mahmud dan Alison Hor melaporkan bahwa BCA akan tetap menjadi salah satu bank paling menguntungkan di Asia Tenggara. 

“BCA kemungkinan akan terus mencatat pertumbuhan kredit yang kuat, bersama dengan bank-bank lain di Indonesia, menyusul penurunan suku bunga mendadak yang dilakukan bank sentral pada bulan September,” dikutip dari laporan Bloomberg, Rabu (16/10/2024). 

Dilaporkan bahwa laba perusahaan diperkirakan akan meningkat sebesar 11% pada tahun ini dan sebesar 10% pada tahun 2025, dengan pertumbuhan kredit kemungkinan sebesar 9%-10% didukung oleh rencana infrastruktur pemerintah. 

Tak hanya itu, net interest margin/NIM BCA meningkat sebesar 42 bps pada tahun ini akibat penurunan suku bunga. Hal ini disebabkan adanya penyesuaian suku bunga deposito yang akan turun lebih cepat dibandingkan suku bunga kredit. 

Dalam laporan yang sama, tim analis Samuel Sekurita mencatat pada periode Januari 2024 hingga Agustus 2024, pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) solid sebesar 8,8% year-on-year.

Sementara BCA diuntungkan dengan penurunan suku bunga acuan BI pada semester II/2024 karena BCA memiliki dana murah atau CASA tertinggi dibandingkan bank lain.

“BCA mungkin harus menaikkan biaya kredit jika kualitas aset memburuk akibat melemahnya rupiah,” tulis Prasetya Gunadi & Brandon Boediman.

Saham ini berpeluang kembali menguat karena mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Dengan perkiraan tersebut, sebagian besar analis masih memberikan rekomendasi beli saham BBCA. Dari 35 analis, 32 analis memberikan rekomendasi beli, sedangkan tiga analis lainnya memberikan rekomendasi.

Rekomendasi beli terbaru diberikan BRI Danareksa Sekuritas dengan target harga tertinggi Rp 12.400 per saham. 

Dari sisi kinerja, BCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp35,99 triliun pada Agustus 2024, tumbuh dua digit sebesar 13,5% year-on-year dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp31,71 triliun. Pertumbuhan tersebut menjadikan BCA sebagai bank dengan peningkatan laba tertinggi di KBMI IV.

Perkembangan positif hasil BCA didukung oleh kinerja yang baik di lini atas. Pendapatan bunga tercatat tumbuh 8,08% YoY menjadi Rp58,27 triliun, membuat NII tercatat sebesar Rp50,55 triliun, 8,78% YoY dari Rp46,47 triliun.  

EVP Corporate Communications and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn meyakini kredit korporasi, komersial, dan UKM dapat tumbuh positif dan sehat, seiring dengan pelonggaran likuiditas dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). 

FYI, hingga Agustus, total pertumbuhan kredit perbankan BCA mencapai 16% year-on-year (YoY) menjadi Rp 843 triliun. Pertumbuhan kredit agregat ini sebagian didukung oleh credit spread untuk mendukung program hilir pemerintah. 

“Ke depan, BCA akan terus mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor dengan selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian sejalan dengan dinamika makroekonomi lokal dan global,” ujarnya. 

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *